Jateng
Selasa, 16 Mei 2023 - 19:41 WIB

Mengenal Keunikan Wayang Kedu Wonosaban

Novi Tyas Anggraini  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pementasan wayang gaya Kedu. (Istimewa/Wikipedia)

Solopos.com, WONOSOBO — Pertunjukan wayang kulit diyakini tidak hanya sebagai hiburan. Tetapi juga sebagai sarana pendidikan moral dan sarana komunikasi massa.

Pertunjukan wayang kulit di Jawa Tengah sudah menjadi bagian dari budaya masyarakatnya. Seiring berjalannya waktu, gaya pakeliran pun turut bermunculan namun masih didominasi oleh pakeliran gagrag Surakarta dan Yogyakarta atau Mataraman.

Advertisement

Sebelum pakeliran tersebut dikenal masyarakat luas, ternyata sudah ada pertunjukan wayang yang lebih dulu lahir di daerah Karesidenan Kedu, Jawa Jengah. Namanya adalah pakeliran Gagrag Kedu.

Pakeliran tersebut ada di setiap eks Karesidenan Kedu. Wonosobo dan Temanggung merupakan salah satu daerah yang memiliki sejarah panjang dalam perkembangan pertunjukan wayang di Jawa Tengah.

Advertisement

Pakeliran tersebut ada di setiap eks Karesidenan Kedu. Wonosobo dan Temanggung merupakan salah satu daerah yang memiliki sejarah panjang dalam perkembangan pertunjukan wayang di Jawa Tengah.

Dilansir dari disparbud.wonosobokab.go.id, para dalang di daerah Wonosobo atau eks Karesidenan Kedu meyakini bahwa pencipta wayang Kedu adalah Ki Lebdajiwa atau Ki Panjang Mas II.

Di daerah eks Karesidenan Kedu, khususnya Kabupaten Wonosobo, Ki Lebdajiwa mempunyai beberapa pewaris yang mempertahankan tradisi gaya Kedu.

Advertisement

Dari segi bentuk, wayang gagrag Kedu cenderung berukuran lebih gemuk dan sedikit pendek. Bahan kulit yang digunakan membuat wayang biasanya adalah jenis kulit sapi atau kerbau.

Wayang sengaja dibuat lebih tebal agar wayang tidak gampang lemas, mengingat suhu daerah Wonosobo yang cukup dingin. Cempurit atau gagang wayang biasanya menggunakan tanduk kerbau, kayu, atau bambu yang telah diolah, dan dibuat panjang sekitar 1-1,5 meter.

Ciri lain bentuk wayang eks Karesidenan Kedu ada pada sunggingan yang mempunyai pola sangat sederhana. Tangan wayang biasanya diberikan warna hitam, merah, atau cokelat sebagai ciri khas wayang Kedu.

Advertisement

Tiap lakon wayang diberi warna tangan berbeda pula. Beberapa warna yang digunakan pun berasal dari bahan alami dan unik.

Hal itu misalnya tulang ayam untuk membuat warna putih dan atal batu untuk warna kuning. Adapun kikil atau kulit sapi yang sudah direbus digunakan untuk mengelem hasil sunggingan supaya tidak mudah terkelupas.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif