Jateng
Selasa, 24 Januari 2023 - 16:50 WIB

Mengenal Sejarah Kabupaten Demak yang Lekat dengan Nuansa Religi

Novi Tyas Anggraini  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masjid Agung Demak. (Istimewa/Kabupaten Demak)

Solopos.com, DEMAKDemak merupakan salah kabupaten yang terletak di Jawa Tengah. Di Demak inilah letak kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa didirikan.

Kerajaan Islam tersebut adalah Kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad ke-15. Hal itulah yang menjadikan Demak lekat dengan nuansa religi.

Advertisement

Peninggalan sejarahnya menjadikan daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Sejarah Demak tentunya tidak terlepas dari latar belakang dari kondisi tersebut.

Melansir dari demakkab.go.id, sejarah Demak tidak lepas dari Kerajaan Majapahit, khususnya saat pemerintahan Prabu Brawijaya V atau Prabu Kertabumi. Raden Fatah sebagai Sultan pertama Kasultanan Bintoro.

Advertisement

Melansir dari demakkab.go.id, sejarah Demak tidak lepas dari Kerajaan Majapahit, khususnya saat pemerintahan Prabu Brawijaya V atau Prabu Kertabumi. Raden Fatah sebagai Sultan pertama Kasultanan Bintoro.

Raden Fatah merupakan putra Prabu Kertabumi dengan Putri Cempa. Sewaktu dalam kandungan, Putri Cempa dijodohkan dengan Aria Damar, penguasa Palembang. Oleh sebab itu, Raden Fatah lahir di Palembang.

Setelah dewasa Raden Fatah berguru pada Sunan Ampel dan dinikahkan dengan putrinya yang bernama Nyai Ageng Maloka. Atas perintah Sunan Ampel, Raden Fatah bermukim di Glagah Wangi atau Bintoro untuk menyiarkan agama Islam.

Advertisement

Mendengar hal tersebut, Prabu Kertabumi mengakuinya sebagai putra dan mengijinkan Raden Fatah meneruskan tujuannya dan mendirikan masjid.

Bintoro semakin berkembang tidak hanya sebagai pusat penyiaran Agama Islam, namun juga sebagai pusat kegiatan politik, militer, perdagangan dan pengembangan budaya Islam Indonesia. Raden Fatah kemudian diangkat sebagai Adipati Notopraja.

Pertumbuhan Kadipaten Bintoro menjadi pesat. Hal ini tidak terlepas dari kekalutan politik di pusat Kerajaan Majapahit yang diwarnai munculnya kembali benih pertentangan antara keturunan Dinasti Singosari dengan Kediri.

Advertisement

Girindra Wardana Dyah Rama Wijaya putri Bhre Pandan Salas menyerbu Keraton Majapahit dan Prabu Kertabumi gugur dalam peperangan. Mendengar Prabu Kertabumi wafat, Raden Fatah mengirimkan pasukan perang yang dipimpin Pangeran Kudus untuk menyerbu Majapahit sebagai balasan atas wafat ayahnya.

Setelah berhasil mengalahkan Majapahit, Demak berusaha memunculkan diri sebagai penguasa politik di Jawa.

Atas upaya para Wali dan didukung para penguasa wilayah yang sudah menganut Agama Islam, Raden Fatah kemudian dinobatkan menjadi Sultan Demak yang pertama dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdul Rahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Selanjutnya Demak meluaskan kekuasaannya ke arah barat, yaitu Cirebon.

Advertisement

Pada tahun 1512 Masehi dikirimlah ekspedisi militer ke Malaka untuk memerangi penjajah Portugis. Pada masa itu pula, budaya Islam berkembang dengan pesat hingga saat ini.

Perpaduan unsur budaya dan tradisi praIslam dengan budaya Islam memberikan warna tumbuhnya budaya baru di Indonesia, seperti upacara perayaan Idulfitri, Iduladha, Maulid Nabi, dan lain-lain, dilakukan oleh masyarakat muslim di pusat kerajaan sampai ke desa-desa.

Berbagai tradisi dan seni bernapaskan Islam berkembang luas dan masih terlihat di bekas pusat-pusat kerajaan, seperti Cirebon, Banten, Mataram, Aceh dan beberapa tempat yang lain.

Hasil penelitian dan pengkajian oleh panitia penyusunan hari jadi, maka penobatan Raden Fatah yaitu tanggal 12 Rabiul Awal 1425 Saka, setelah dikonversikan jatuh pada tanggal 28 Maret Masehi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif