SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenun Troso khas Jepara. (dpad.jogjaprov.go.id)

Solopos.com, JEPARA — Selain dikenal dengan berbagai kerajinannya seperti ukir kayu, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng), ternyata juga memiliki kerajinan kain tenun yang dinamakan tenun Troso. Tenun Troso merupakan tenun ikat khas Jepara yang berasal dari Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah (Jateng).

Keunikan tenun Troso ini salah satunya adalah dalam hal pembuatannya. Pembuatan tenun Troso ini masih menggunakan cara tradisional atau bukan menggunakan mesin.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Dilansir dari dpad.jogjaprov.go.id, tenun troso adalah teknik tenun gedok dan kemudian dalam kurun waktu yang cukup panjang, berkembang menjadi tenun ikat. Tetapi masyarakat Kabupaten Jepara dan sekitarnya lebih mengenal dengan sebutan tenun troso.

Kerajinan tenun ini tumbuh dan berkembang sejak zaman Belanda dan terus dilestarikankan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Terdapat dua motif tenun hasil karya cipta komunitas Desa Troso, yaitu motif cemara (pohon cemara) dan lompong (daun talas).

Tenun Troso ini masih dikerjakan dengan ATBM atau alat tenun bukan mesin. Dilansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, keterampilan membuat tenun ikat ini telah dimiliki warga Desa Troso di Jepara sejak tahun 1935.

Berawal dari alat tenun gedog, warisan turun-temurun kemudian sekitar tahun 1943 mulai berkembang alat tenun pancal dan kemudian pada tahun 1946 beralih menjadi alaat tenun bukan mesin hingga sekarang. Bahkan hampir seluruh warga di Desa Troso bermata pencaharian sebagai perajin tenun.

Dilansir dari berbagai sumber, ada yang mengatakan jika kerajinan tenun ini awalnya dikenalkan oleh dua tokoh yang dihormati di Desa Troso, Jepara, yakni Ki Senu dan Nyi Senu. Nyi Senuh yang merupakan orang pertama yang memiliki keterampilan membuat kain tenun.

Pasangan suami tersebut kerap memakai kain tenun buatan mereka sendiri saat menghadiri acara-acara besar. Kain itulah yang kemudian berhasil membuat warga Desa Troso tertarik untuk membuat. Akhirnya Nyi Senu pun mengajari cara pembuatan kain kepada warga. Waktu berjalan, perlahan keterampilan membuat kain ini berhasil dikuasai oleh warga dan diwariskan secara turun-temurun.

Kerajinan ini pun menjadi identitas warga Desa Troso. Bahkan tenun Troso juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Tenun Troso sekarang bukan hanya menjadi monopoli masyarakat Desa Troso, tetapi juga mulai menyebar ke desa sekitarnya, yaitu Desa Sowan Lor dan Desa Pecangaan Kulon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya