SOLOPOS.COM - Ilustrasi tradisi dandangan di Kabupaten Kudus, Jateng. (Dok. JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Solopos.com, KUDUS — Masyarakat Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), memang dikenal warga yang menjaga tradisi leluhur. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya tradisi warisan leluhur yang masih terjaga dan digelar secara rutin di Kudus, salah satunya adalah tradisi dandangan.

Tradisi dandangan merupakan tradisi yang rutin dilakukan setiap tahun. Saat perayaan tradisi ini, hampir seluruh masyarakat beragama Islam di Kudus berkumpul di Masjid Menara Kudus.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Tradisi dandangan merupakan festival yang diadakan sebagai penanda untuk menyambut awal bulan Ramadan di Kabupaten Kudus. Tradisi ini dilakukan dengan menabuh bedug yang ada di Masjid Menara Kudus untuk menandai awal bulan Puasa atau Ramadan. Kata dandangan diciptakan dari bunyi bedug khas di Masjid Menara Kudus. Resonansi bedug menghasilkan suara yang nyaring dengan bunyi “dang”.

Pada awalnya, Dandangan merupakan tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus setiap menjelang Ramadan. Mereka berkumpul untuk menunggu Sunan Kudus mengumumkan awal bulan Ramadan atau awal menjalankan ibadah puasa.

Seiring berjalannya waktu, momentum ini juga dimanfaatkan oleh para pedagang yang berjualan di sekitar masjid. Saat ini tradisi dandangan juga dikenal masyarakat di Kudus sebagai pasar malam yang diadakan setiap menjelang Ramadan.

Pada abad ke-16, tanda pertama dimulainya Ramadan diumumkan langsung oleh Sunan Kudus. Sunan Kudus adalah seorang ahli ilmu falak yang dapat menghitung hari dan bulan dalam penanggalan Hijriah. Ramadan diumumkan terlebih dahulu dengan menabuh bedug di dua waktu di pelataran masjid Menara Kudus. Tabuhan bedug pertama adalah untuk mengumpulkan masyarakat. Sedangkan pemukulan bedug di waktu kedua ditujukan untuk memutuskan sekaligus membuka awal Ramadhan setelah salat Isya.

Lamanya waktu untuk menunggu orang datang ke Masjid Menara Kudus, dalam setiap tradisi dandangan ini kemudian dimanfaatkan warga dengan menjual makanan tradisional siap saji. Tradisi dandangan juga menampilkan kirab dandangan yang merepresentasikan budaya di Kota Kudus. Kirab dilakukan dengan mengitari alun-alun kota sejauh satu kilometer dengan berjalan kaki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya