SOLOPOS.COM - Tangkapan layar bos batik di Pekalongan saat menggelar tradisi Udik-udikan atau tradisi sebar uang. (Instagram - pekalongantrending)

Solopos.com, PEKALONGAN — Seorang pengusaha atau bos batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), bernama Rhomadoni, 38, tengah viral di media sosial. Bos batik asal Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, itu viral setelah menggelar tradisi Udik-udikan dengan cara melakukan sebar uang puluhan juta dari atap rumahnya.

Menukil dari berbagai sumber, Udik-udikan merupakan tradisi masyarakat Pekalongan yang kerap juga dikenal juga dengan tradisi menghamburkan uang. Tradisi ini sudah ada sejak lama dan kerap digelar masyarakat di Pekalongan.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Udik-udikan ini biasanya dilaksanakan saat seseorang memiliki hajat tertentu seperti syukuran berangkat haji, menikah, atau kelahiran anak seperti yang dilakukan bos batik asal Pekalongan Selatan, Rhomadoni. Tradisi ini pun dilakukan sebagai salah satu bentuk syukur dengan cara bersedekah kepada orang lain dari si pemilik haja.

Konon, pada zaman dulu uang yang disebar pada tradisi Udik-udikan merupakan uang koin yang dicampur dengan beras kuning. Seiring berjalannya waktu, banyak penggelar tradisi ini menggunakan uang kertas dengan cara menggulung dan memasukkannya di potongan sedotan agar lebih praktis saat disebar.

Tidak hanya itu, uang yang dilemparkan dalam udik-udikan biasanya juga adalah uang logam atau koin. Nominal uang yang dibagikan mulai dari Rp100 – Rp1.000 dan jumlahnya tergantung pada pemberi hajat.

Sekitar tahun 1990-an, banyak pelaku tradisi Udik-udikan di Pekalongan menggunakan uang logam dengan nominal Rp25 dan Rp50. Namun, saat ini uang receh itu jarang digunakan lagi. Selain uang koin atau uang kertas biasanya diselingi dengan permen atau jenang yang telah dibungkus kecil-kecil.

Tradisi ini biasa diadakan pada saat acara Maulud, sunatan, kelahiran bayi, ulang tahun atau jika mendapatkan rezeki seperti membangun rumah ataupun ketika seseorang mendapatkan berkah. Anak-anak dan ibu-ibu biasanya sangat suka mengikuti acara Udik-udikan.

Acara Udik-udikan biasanya diumumkan melalui pengeras suara atau diketahui dari mulut ke mulut. Kedatangan tamu tak diundang atau masyarakat sekitar tidak menjadi masalah, karena semakin ramai maka acara akan semakin meriah dan orang yang memiliki hajat akan semakin senang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya