Jateng
Sabtu, 11 Februari 2023 - 21:31 WIB

Menguak Misteri 7 Mata Air di Grebeg Onje, Ritual Jelang Ramadan di Purbalingga

Dela Annisa  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Grebeg Onje di Purbalingga. (jatengprov.go.id)

Solopos.com, PURBALINGGA — Menjelang bulan puasa atau Ramadan, ritual keagamaan kerap digelar di sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng), tak terkecuali di Kabupaten Purbalingga. Salah satu ritual keagamaan yang cukup populer digelar di Purbalingga menjelang bulan puasa adalah Grebeg Onje.

Grebeg Onje identik dengan upacara menimba air dari tujuh belik yang ada di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Purbalingga. Ketujuh mata air ini digunakan sebagai ritual sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Advertisement

Mendapatkan air suci dari tujuh mata air ini tidaklah mudah. Air itu diambil tujuh pasang laki-laki dan perempuan yang diiringi rombongan. Setelah mendapat air yang dianggap sakral itu, ketujuh pasangan itu membawanya ke pelataran Masjid Raden Sayyid Kuning. Mereka kemudian menuju ke Kantor Pemkab Purbalingga untuk menyerahkan air tersebut kepada Bupati Purbalingga.

Air dari tujuh mata air ini memang dianggap sakral atau bertuah. Dilansir dari laman jatengprov.go.id, mitos dan legenda menaungi tujuh mata air yang hingga kini dilindungi warga. Ketujuh mata air itu yakni Belik Sidomas, Belik Daor, Belik Sendang Pancur, Belik ancur, Belik Nagasari, Belik Muli, dan Belik Gondok.

Konon, tujuh mata air ini memiliki khasiat yang berbeda-beda dengan nilai sejarah yang sakral. Seperti Belik Sidomas yang dulu dipercaya sebagai tempat mandi ratu atau istri bupati. Kemudian Belik Daor yang dipercaya sebagai mata air tertua dan menjadi cikal bakal peradaban Onje.

Advertisement

Kisah Belik Sendang Pancur juga memiliki cerita yang berbeda. Konon, belik ini membawa keberuntungan bagi pasangan suami istri yang belum memiliki keturunan. Sementara Belik Pancur dipercaya terhubung dengan Bukit Jati Gagas yang konon menjadi ritual para prajurit Kadipaten Onje, sekarang Kabupaten Purbalingga, setelah menempuh ujian kedigdayaan.

Sedangkan Belik Muli, konon dulu digunakan mandi para seniman, seperti seniman lengger dan kuda lumping, sebelum pementasan di kadipaten mereka mandi dulu disana.

Sedangkan dua belik tersisa juga memiliki mitosnya sendiri yang dipercaya masyarakat hingga kini. Sedangkan Belik Naga Sari kerap digunakan para resi atau kiai sebelum beribadah.

Advertisement

Terakhir ada Belik Gondok yaang merupakan mata air dari hasil ritual Ki Tepus Rumput, yang dipercaya sebagai tokoh sesepuh cikal bakal berdirinya Onje.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif