Jateng
Sabtu, 19 Mei 2018 - 11:50 WIB

Menikmati Bubur India, Kuliner Khas Ramadan di Masjid Pekojan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG&nbsp;&ndash;</strong> Ahmad Ali tak bisa menyembunyikan rasa pedih di mata karena terpaan asap dari tungku yang ada di depannya. Sesekali ia mengusap matanya yang tampak berkaca-kaca.</p><p><span>Meski demikian, pria berusia 53 tahun itu terus mengaduk kuali yang ada di atas tungku tersebut. Jika adukannya berhenti, maka kenikmatan bubur India yang tengah dimasaknya pun akan berkurang.</span></p><p><span>&ldquo;Harus diaduk terus selama satu jam. Enggak boleh berhenti supaya bumbunya meresap,&rdquo; ujar Ali saat dijumpai&nbsp;<em>Semarangpos.com&nbsp;</em>di samping Masjid Pekojan, Petolongan, Semarang, Kamis (18/5/2018).</span></p><p><span>Ali mengatakan bubur India itu dibuat untuk hidangan buka puasa. Bubur India itu nantinya dibagikan kepada para jamaah Masjid Pekojan maupun warga yang membutuhkan sebagai hidangan buka puasa.</span></p><p>&ldquo;Ini sudah menjadi tradisi selama ratusan tahun. Setiap bulan suci Ramadan di masjid ini selalu dihidangkan bubur India untuk buka puasa. Sudah jadi <a title="Aston Semarang Tawarkan Karya Kuliner Tortilla Kambing" href="http://semarang.solopos.com/read/20180510/515/915401/aston-semarang-tawarkan-karya-kuliner-tortilla-kambing">kuliner </a>wajib saat Ramadan,&rdquo; terang Ali.</p><p><span>Bubur India, lanjut Ali, memang dibuat hanya saat bulan Ramadan. Awalnya, bubur India ini diperkenalkan para pedagang asal India yang singgah di Masjid Pekojan untuk berdagang di kawasan Pasar Johar.</span></p><p><span>Para pedagang India yang menetap di kampung tersebut pun lantas mewariskan resep bubur India kepada anak cucunya. Ali merupakan generasi keempat pembuat bubur India meneruskan tradisi itu.</span></p><p><strong>Berbagi dengan sesama</strong></p><p><strong><img src="http://img.bisnis.com/uploads/images/bubur-india2.jpg" alt="" /></strong></p><p><span>&ldquo;Ada rasa bangga saat membuatnya. Apalagi dibuat setahun sekali saat bulan suci puasa. Selain itu, bubur ini dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Seperti berbagi kebahagiaan kepada sesama saat bulan puasa,&rdquo; ujar Ali.</span></p><p><span>Ali mengaku untuk membuat bubur India tidaklah sulit. Hanya dibutuhkan kesabaran karena perlu waktu tiga jam lebih untuk memasaknya.</span></p><p><span>Selama tiga jam itu, ada saat-saat krusial dalam memasak, yakni satu jam pertama adukan bubur tidak boleh berhenti.</span></p><p><span>&ldquo;Satu jam pertama itu waktu untuk mencampur bumbu dan beras. Jadi adukannya tidak boleh berhenti,&rdquo; terang Ali.</span></p><p><span>Ali mengaku yang membedakan bubur India dengan bubur kebanyakan adalah bumbunya. Bumbu-bumbu bubur India berasal dari campuran berbagai rempah, seperti bawang merah, bawang putih, serai,&nbsp;<span>manis jangan</span>&nbsp;atau kayu manis, daun salam, wortel, santan cair maupun santan kental.</span></p><p><span>Salah seorang jemaah Masjid Pekojan, Fariz Fardianto, mengaku tidak bosan menyantap kuliner khas Masjid Pekojan itu setiap buka puasa. Ia menilai bubur India sangat nikmat disantap setelah seharian berpuasa.</span></p><p><span>&ldquo;Ada campuran kayu manis dan daun serainya. Bikin perut tidak enek. Apalagi, di sini juga disajikan aneka sayur sebagai pelengkap hidangan bubur India,&rdquo; ujar pria yang mengaku tinggal di Jl. Layur, Dadapsari, Semarang itu.</span></p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p><p><span>&nbsp;</span></p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif