SOLOPOS.COM - Kudapan sederhana khas Bukit Sebutrong, Purworejo. (Istimewa/visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Solopos.com, PURWOREJOBukit Sebutrong merupakan salah satu kawasan yang berada di Desa Wisata Pandanrejo, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Daya tarik bukit ini adalah terdapat batu karang besar dan menjulang di atas bukit dengan banyak lubang bekas sarang landak.

Istimewanya, sebagian kecil batu karang itu terbentuk dari batuan kristal yang biasa disebut oleh masyarakat Desa Pandanrejo sebagai “Watu Lintang”.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Soal keindahan alamnya memang sudah tidak dapat diragukan lagi. Saatnya beralih menikmati kuliner khas masyarakat sekitar Bukit Sebutrong yang terkenal sederhana tapi nikmat. Di antaranya adalah geblek, sengek, dan lapis telo.

Masyarakatnya mengangkat kuliner ini karena semua komposisinya mudah didapatkan dan berada di sekitar tempat tinggal.

Dilansir dari website jadesta.kemenparekraf.go.id, geblek segitiga merupakan kuliner yang berbahan “pathi” ketela. Tampilan geblek sekilas memang mirip cireng, namun sebenarnya cukup berbeda. Makanan tradisional ini memiliki tekstur yang kenyal dan rasa gurih yang ringan di lidah.

Geblek ini mempunyai makna dari ketiga wisata yang ada di Pandanrejo, yaitu Puncak Gunung Gajah, Bukit Sebutrong, dan Kampung Cantik selalu bersinergi dalam kekeluargaan dan dapat menyangga ikon Desa Wisata Pandanrejo, yaitu kambing etawa ras Kaligesing.

Sementara sengek terbuat dari tempe benguk atau kacang koro yang dimasak bacem. Tempe benguk akan diolah dengan cara menambahkan santan sehingga hasil yang didapatkan terasa lebih gurih. Sehingga menjadi sandingan yang pas untuk disajikan bersama geblek.

Sedangkan lapis telo merupakan kudapan khas dari Bukit Sebutrong yang bahan dasarnya sari ketela. Makanan ini sengaja dibuat berlapis dan berwarna warni untuk memanjakan mata siapapun yang melihatnya.

Ketiga makanan tradisional tersebut biasanya disajikan bersanding dengan teh hangat. Entah itu teh murni atau pahit, aktivitas ngeteh sudah seharusnya ditemani oleh manisnya gula aren.

Budaya ngeteh sendiri sudah melekat dan menjadi budaya orang Jawa yang diangkat sebagai salah satu upaya untuk melestarikan budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya