SOLOPOS.COM - Kantor OJK Jateng di Jalan Kiai Saleh, Kota Semarang, yang dulunya merupakan istana Oei Tiong Ham dan dikenal sebagai Gedung Balekambang. (ojk.go.id)

Solopos.com, SEMARANG – Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), dikenal memiliki banyak bangunan tua dengan arsitekturnya yang indah. Salah satunya adalah Gedung Balekambang yang terletak di Jalan Kiai Saleh, Kota Semarang. Berikut sejarah keberadaan Gedung Balekambang, yang dulunya merupakan istana orang terkaya di Asia Tenggara.

Dilansir visitjawatengah.jatengprov.go.id, Kota Semarang sejak dulu memang dikenal sebagai kota perdagangan. Bahkan, di Semarang terdapat kawasan yang menjadi pusat bisnis dan perdagangan gula nomor dua terbesar di dunia, setelah Kuba, yang berada di kawasan Kota Lama.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Salah satu pengusaha industri gula yang terkenal dari Semarang kala itu adalah Oei Tiong Ham. Saking kayanya, Oei Tiong Ham pun menyandang predikat sebagai Raja Gula Asia dan didapuk sebagai orang terkaya di Asia Tenggara.

Sisa-sisa kejayaan Oei Tiong Ham pun masih terlihat saat ini, salah satunya adalah Gedung Balekambang, yang saat ini menjadi Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Jawa Tengah (Jateng) di Jalan Kiai Saleh Nomor 12-14, Mugassari, Kota Semarang.

Gedung Balekambang ini dulunya merupakan istana Oei Tiong Ham. Bahkan, dulu di belakang gedung ini terdapat perbukitan dan lembah dan juga beberapa bangunan rumah yang mengelilingi kolam.

Deretan bangunan itu pun tampak dari kejauhan seolah-olah mengambang di atas kolam. Atas dasar itu pulalah, masyarakat setempat menyebut istana itu sebagai Gedung Balekambang Semarang.

Bangunan ini pun dulunya sangat terkenal. Bahkan ada banyak julukan untuk menyebut gedung ini, mulai dari Istana Oei Tiong Ham, Istana Gergaji, Kebonrojo, hingga Istana Balekambang.

Istana Terbesar

Dalam buku berjudul Kisah Tragis Oei Hui Lan, yang ditulis Agnes Davonar pada 2012, diceritakan bahwa gedung Balekambang merupakan kompleks istana terbesar di Semarang, bahkan besarnya melebihi rumah Gubernur kala itu.

Rumah itu bergaya khas Italia dengan lapisan lantai keramik putih. Walaupun begitu, tiap sekatnya dilapisi bambu yang menyerupai istana kerajaan di China.

Gedung Balekambang Semarang dulunya merupakan tempat tinggal Oei Tiong Ham bersama keluarganya. Oei Tiong Ham pada abad ke-20 merupakan pemilik kebun tebu, pabrik gula, perbankan, dan asuransi. Ia juga memiliki lima paabrik gula, yang seluruhnya berada di Pulau Jawa.

Merujuk tulisan Liem Tjwan Ling dengan judul Oei Tiong Ham: Raja Gula dari Semarang, pada masa keemasannya, harta Oei Tiong Ham bisa mencapai 200 juta Gulden, sekarang setara Rp15 triliun. Hal itu pulalah yang membuat Oei Tiong Ham mendapat julukan Tuan 200 Juta Gulden.

Sementara itu surat-surat kabar Belanda di tanah Jawa pada waktu itu, antara lain De Locomotief di Semarang, Java Bode dan Nieuws van di Bag di Batavia, serta Soerabaiasch Handelsblad menyebut Oei Tiong Ham sebagai orang terkaya di antara Shanghai dan Melbourne.

Pada tahun 1961, seluruh aset Oei Tiong Ham disita negara karena keluarganya dituduh melakukan penggelapan pajak. Situasi itu pun membuat kompleks istana atau Gedung Balekambang yang dahulu luasnya mencapai 81 hektare, tinggal 8.000 meter persegi. Sementara sisanya menjadi lahan permukiman warga, kantor pemerintahan, hingga kampus perguruan tinggi negeri (PTN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya