SOLOPOS.COM - Suasana acara Program Human Origins Heritage (HOH) International Participatory Training School Volume 7.0 yang diselenggarakan Fakultas Interdisiplin (FId) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Ruang Probowinoto Gedung C, Kampus UKSW Salatiga, 29 April-18 Mei 2024. (UKSW Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA — Program Human Origins Heritage (HOH) International Participatory Training School Volume 7.0 yang diselenggarakan oleh Fakultas Interdisiplin (FId) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) resmi dimulai, Senin (29/04/2024) dan akan berlangsung hingga Sabtu, (18/05/2024) mendatang. Mengambil tempat di Ruang Probowinoto Gedung G, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, dan Kealumnian (WR KK) Prof. Yafet Yosafet Wilben Rissy, S.H., M.Si., LLM, Ph.D (AFHEA) secara resmi membuka acara tersebut.

Prof. Yafet Yosafet Wilben Rissy menyambut hangat 30 partisipan yang berasal dari enam negara. Keenam negara tersebut yakni Indonesia yang terdiri dari 13 partisipan dari UKSW dan 3 partisipan dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Lainnya, sebanyak 9 peserta dari Perancis, 1 dari Thailand, 2 dari China, 1 dari India, dan 1 dari Belgia.

“Selamat bergabung pada program HOH. Ini adalah kesempatan untuk membangun jejaring dan memperkaya ilmu pengetahuan anda, khususnya mengenai sejarah dan asal usul manusia,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ia berharap agar program HOH terus berlanjut di masa yang akan datang dan peserta yang terus bertambah dari berbagai negara. “Program ini sangat penting bagi mahasiswa UKSW, mahasiswa internasional, dan dosen yang terlibat untuk meningkatkan international academic experience, sekaligus menunjukkan komitmen UKSW untuk terus meningkatkan program internasional” tuturnya.

Sementara itu, Dekan FId Prof. Daniel Daud Kameo, S.E., M.A., Ph.D., juga memberikan sapaan hangatnya kepada seluruh partisipan HOH. “Saya mengucapkan selamat datang di kampus UKSW. Saya berharap melalui program ini kalian mengalami dan membangun hubungan internasional,” tuturnya.

Berkolaborasi

Saat ditemui di sela kegiatan, koordinator kegiatan HOH Dr. Sih Natalia Sukmi mengungkapkan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertahankan heritage agar tetap berkelanjutan yakni keberlanjutan situs, perkembangan ilmu pengetahuan, dan pengembangan diri masyarakat tanpa merusak lingkungan.

“HOH volume 7.0 akan melakukan kunjungan di tiga wilayah situs heritage. Pada pekan kedua akan mengunjungi situs di Sangiran, dilanjutkan pada pekan ketiga mengunjungi situs di Semedo dan Bumiayu,” ungkapnya.

Selain kunjungan ke situs heritage HOH kali ini juga diisi dengan kunjungan museum manusia purba, melakukan penelusuran di tempat penemuan fosil manusia purba dan penelusuran tempat konservasi geologi serta melakukan wawancara pada masyarakat lokal. Tak hanya itu, para partisipan juga melakukan diskusi, presentasi hingga mengikuti seminar.

Dr. Sih Natalia Sukmi mengungkapkan HOH tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Ke-30 peserta dibagi menjadi 5 kelompok dan akan berkolaborasi dengan Museum Cagar Budaya (MCB) Sangiran International Youth Forum (SIYF) di Sangiran. Kolaborasi tersebut terwujud dengan bergabungnya 12 student yang berasal dari local community yang berada di Sangiran. Ke-5 kelompok tersebut akan membahas 5 disiplin ilmu yaitu tourism, illuminati lantern festival, the use of plant, merchandise, dan kedekatan situs dengan museum.

Lebih jauh disampaikannya, hal yang akan ditonjolkan dari HOH tahun ini yaitu salah satu kelompok HOH akan membuat sebuah simulasi paket wisata di Desa Manyarejo. ”Dalam simulasi tersebut, mereka seolah-olah akan menjadi wisatawan kemudian kelompok tersebut akan membuat evaluasi dari kinerja yang dilakukan di desa tersebut,” terangnya.

Sementara itu, Prof. Francois Semah dari Museum National d’Histoire Naturelle (MNHN) Paris mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan program internasional yang menerapkan sistem interdisciplinary collab.

Seluruh peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, salah satunya Niken Embun Amadiora mahasiswa FId Program Studi (Prodi) Destinasi Pariwisata. Ia mengungkapkan rasa senangnya bisa bergabung dalam HOH tahun ini. “Saya sangat senang bisa bergabung pada program ini karena melalui kegiatan ini saya ingin belajar lebih dalam lagi tentang heritage,” katanya.

Selain Niken Embun Amadiora, Igor Rollet mahasiswa dari MNHN Paris jurusan International Master in Quaternary and Prehistory (IMQP) juga menyampaikan rasa senangnya. “Ini sangat menyenangkan, karena kita akan belajar banyak hal tentang komunitas lokal, penemuan fosil, dan bagaimana menjaga warisan dunia,” ungkap mahasiswa asal Paris yang juga mengikuti Ibadah Senin bersama seluruh partisipan HOH.

Program HOH ini terselenggara hasil kerja sama UKSW, MNHN Paris, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), National Geographic, Alliance Sorbonne University (ASU), Ambassade De France En Indonesia, Indonesia Heritage Agency, SIYF, MCB, Erasmus+, Museum Manusia Purba Sangiran, dan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Rekomendasi
Berita Lainnya