Jateng
Jumat, 12 Mei 2023 - 20:30 WIB

Menyesal, Pelaku Mutilasi & Cor Mayat Bos di Semarang Sampaikan Minta Maaf

Adhik Kurniawan  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tersangka pembunuhan sekaligus mutilasi, Muhammad Husen, 28, saat dihadirkan di pra rekontruksi pada Jumat (12/5/2023). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Tersangka pembunuhan dan mutilasi, Muhammad Husen, 28, akhirnya meminta maaf atas perbuatan keji yang dilakukan terhadap Irwan Hutagalung, 53, bos depot air isi ulang di Jalan Mulawarman Raya, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Pernyataan tersebut disampaikan Husen sampaikan seusai melakukan pra rekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) pada Jumat (12/5/2023). Dia mengucapkan maaf atas tindakan keji yang dilakukan karena gelap mata atas perlakuan bosnya.

Advertisement

“Karena telah malekukan apa yang saya lakukan, saya menyesal. Saya ucapkan mohon maaf sebesar besarnya,” kata Husen.

Tak hanya itu, Husen juga meminta maaf kepada pihak keluarga korban yang harus kehilangan Irwan.  Kemudian ia meminta maaf karena sempat mempermainkan pihak kepolisian dengan ungkapannya yang memilih melarikan diri daripada menyerahkan diri.

“Saya minta maaf juga sama keluarga sana [Irwan] dan keluarga saya sendiri atas perilaku saya. Minta maaf semua atas perilaku saya, pihak kepolisian juga saya minta maaf,” pungkasnya.

Advertisement

Husen mengaku setelah ditangkap pada Selasa (9/5/2023) malam, dan kemudian mendekam di sel tahanan selama beberapa hari, akhirnya muncul rasa bersalah. Meski sebelumnya Husen sempat mengatakan puas dan tidak menyesal atas aksi balas dendam pada bosnya.

“Setelah saya mendekam di sana [tahanan] saya akui memang saya salah,” akunya.

Diberitakan sebelumnya, Husen tega membunuh bosnya, Irwan Hutagalung, 53, lantaran sakit hati karena mengaku kerap diperlakukan semena-mena. Hal itu disampaikan pelaku saat dihadirkan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (10/5/2023). Ia pun mengaku kerap dipukuli korban, sehingga menyimpan perasaan sakit hati dan dendam.

Advertisement

“Saya sakit hati. Sering dipukuli, pakai tangan kosong. Setiap ada kesalahan kecil, langsung main tangan. Dipukul di bagian mata, kepala, badan juga sering. Itu [mulai sering dipukul] saat pertengahan bulan puasa,” aku Husen.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif