SOLOPOS.COM - Peziarah saat mengunjungi makam dr. Cipto Mangunkusumo di permakaman Watu Ceper, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Selasa (15/8/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Nama pahlawan nasional dr. Cipto Mangunkusumo sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Dokter Jawa yang ikut terjun dalam melawan penjajah itu namanya diabadikan sebagai sebuah rumah sakit di Jakarta.

Namun tidak banyak yang tahu, jika makam dr. Cipto Mangunkusumo ternyata ada di Ambarawa. Tepatnya di permakaman Watu Ceper, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Pahlawan yang lahir di Pecangaan, Kabupaten Jepara ini merupakan anak pertama dari Mangunkusumo, seorang pengajar dari taman siswa yang berkeliling mengajar sebagai guru. Lokasi makam dr. Cipto Mangunkusumo yang terletak di gang sempit di tengah pertokoan, yakni di sekitar Pasar Projo Ambarawa membuat tak banyak orang yang mengetahui.

Dr. Cipto Mangunkusumo sebenarnya meninggal setelah mengalami sakit di Rumah Sakit Husada, Jakarta. Namun jauh-jauh hari sebelum gugur, dr. Cipto memang sudah berpesan untuk dimakamkan di dekat keluarga besarnya, yaitu permakaman Watu Ceper Ambarawa.

Hal itu diungkapkan Juru kunci makam dr. Cipto, yakni Suwarsinah saat ditemui Solopos.com, Selasa (15/8/2023). Perempuan yang sudah berusia 80 tahun itu mengatakan sebelum meninggal, dr. Cipto beberapa kali di asingkan di sejumlah tempat.

“Meninggal di Rumah Sakit Husada Jakarta. Mengalami sakit setelah diasingkan di beberapa tempat, terus jenazah dibawa ke sini [Ambarawa] pakai kereta api untuk dimakamkan. Dulu kan Stasiun Ambarawa memang bisa langsung ke stasiun Gambir Jakarta, tahun 1943,” ungkap Suwarsinah, Selasa.

Sehingga, akhirnya dr. Cipto dimakamkan di pemakaman Watu Ceper, Ambarawa. Suwarsinah juga menjelaskan, dr. Cipto juga meminta makamnya tidak dimarmer. Namun hanya diberikan tanda berupa batu.

“Makanya sampai sekarang ini makamnya masih batu. Kalau orang tuanya dan anaknya itu kan dimarmer. Tapi dr Cipto tidak mau,” beber dia.

Suwarsinah juga bercerita, dulu makam dr. Cipto masih biasa saja. Saat Indonesia telah merdeka, Presiden Soekarno berziarah di makam dr. Cipto dan ingin makam dr. Cipto diperbaiki lebih baik lagi.

“Pak Karno itu datang ke sini tahun 1955, meminta makam dr. Cipto diperbaiki lebih bagus. Pak Karno juga memberikan bantuan semen 100 sak,” kata Suwarsinah.

Pada saat kedatangan presiden pertama RI itu, Suwarsinah yang saat itu masih kecil diberitahu ayahnya yang juga juru kunci makam bahwa dr. Cipto adalah gurunya Presiden Soekarno. Sehingga, Soekarno meminta ayah Suwarsinah untuk menjaga makam dr. Cipto.

“Pak, ini [makam] dirawat yang bagus ya pak, ini guruku,” terang presiden Soekarno sebagaimana dijelaskan Suwarsinah.

Selain makam dr. Cipto, di makam keluarga besar tersebut juga ada makam dr. Gunawan Mangunkusumo yang merupakan adik dari dr. Cipto Mangunkusumo. Nama dr. Gunawan sendiri juga diabadikan sebagai nama rumah sakit di Ambarawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya