SOLOPOS.COM - Kepala Dinas ESDM Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko. (Istimewa-Humas Setda Klaten)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meminta para pengusaha dan pelaku penambangan memberikan bantuan evakuasi kepada warga saat Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas atau meletus yang berpotensi mengancam keselamatan.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas ESDM Jateng, Sudjarwanto, yang berharap kesadaran dari para pelaku penambangan terhadap kondisi Merapi saat ini.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

“Kami minta mereka bersiap untuk membantu evaluasi warga dengan armada-armada yang dimiliki, kami minta kesadarannya,” kata Sudjarwanto, Selasa (14/3/2023).

Selain itu para pengusaha penambangan di lereng Merapi melakukan kegiatan sosial berupa perbaikan jalur-jalur evakuasi sambil menunggu kondisi membaik. Ia juga mengimbau semua pihak menghentikan berbagai aktivitas penambangan di lereng Merapi hingga kondisi dinyatakan aman.

“Tolong warga dan pengusaha tambang tidak beraktivitas dulu di lereng Merapi, karena itu sangat berisiko menyusul meningkatnya aktivitas Gunung Merapi,” ujar Sudjarwanto.

Menurut dia, masyarakat dan pelaku penambangan harus berada di area aman dari puncak Gunung Merapi, yakni di atas radius 7 kilometer arah Magelang, 5 kilometer arah Klaten, serta 3 kilometer arah Boyolali.

“Pokoknya para penambang, para pencari nafkah, pada radius itu minggir dulu sampai BPPTKG menyatakan aman. Mudah-mudahan selamat semua, masih bisa mencari makan, tapi tetap sehat,” katanya.

Awan panas guguran kembali terpantau keluar dari Gunung Merapi pada Selasa (14/3/2023). Hasil pengamatan BPPTKG Merapu meluncurkan dua kali awan panas pada pukul 00.00-06.00 WIB.

Jarak luncur awan panas guguran mencapai 1.600 meter sampai 2.000 meter mengarah ke barat daya. Teramati pula sebanyak 15 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.

Sementara itu gempa awan panas guguran tercatat dua kali, gempa guguran 55 kali, gempa fase banyak 10 kali, dan gempa vulkanik dangkal dua kali. Saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Merapi menjadi Siaga atau Level II yang ditetapkan sejak November 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya