Jateng
Kamis, 8 Januari 2015 - 20:50 WIB

MIGRASI BBM KE GAS : SPB Vi-Gas Semarang Diresmikan, Organda Minta Subsidi Converter Kit

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengisian bahan bakar gas. (Alby Albahi/JIBI/Bisnis)

Migrasi BBM ke gas di Jawa Tengah menjadi keniscayaan seiring peresmian SPB Vi-gas di Semarang.

Solopos.com, SEMARANG — Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) meminta PT Pertamina (Persero) menyubsidi pembelian converter kit guna mendukung migrasi bahan bakar minyak ke gas menyusul peresmian stasiun pengisian bahan bakar (SPB) Vi-Gas di Semarang.

Advertisement

Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Tengah Edhi Sugiri mengatakan pada prinsipnya pengusaha angkutan umum mendukung adanya migrasi bahan bakar minyak (BBM) ke gas seiring dengan layanan penjualan bahan bakar gas di SPB Vi-Gas di Semarang. Meski demikian, dia menggangap infrastruktur lainnya kurang mendukung.

“SPB Vi-Gas di Jateng hanya ada di Semarang. Sementara mobilitas tinggi. Harga converter kit mahal, makanya kami minta subsidi,” papar Edhi kepada Bisnis disela-sela peresmian SPB Vi-Gas di Semarang, Kamis (8/1/2015).

Advertisement

“SPB Vi-Gas di Jateng hanya ada di Semarang. Sementara mobilitas tinggi. Harga converter kit mahal, makanya kami minta subsidi,” papar Edhi kepada Bisnis disela-sela peresmian SPB Vi-Gas di Semarang, Kamis (8/1/2015).

Dia mengatakan harga satu unit converter kit mencapai Rp15 juta. Sementara ini, kata Edhi, pendapatan angkutan umum kian hari mengalami penurunan setiap tahun. Bahkan, kata dia, dalam belakangan terakhir ini ada penurunan jumlah penumpang sekitar 40%. “Untuk menutup biaya operasional harian saja kami masih kesulitan,” paparnya.

Pihaknya mengakui ada penghematan hingga 10% jika angkutan umum mengonsumsi bahan bakar gas. Perbandingan jarak tempuh yang sama dapat menghemat bahan bakar gas mencapai 2 km-3 km. “Analogi sementara, dengan bensin atau solar per liter bisa ditempuh 12 km. Sedangkan dengan gas bisa ditempuh 14 km-15 km,” paparnya.

Advertisement

Hemat Biaya
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan angkutan umum di Jateng diharapkan bisa memanfaatkan fasilitas SPB-Vigas yang telah tersedia di Semarang. Ganjar mengatakan konsumsi bahan bakar gas dapat menghemat dari biaya operasional yang bisa dialihkan untuk perbaikan kendaraan.

“Kalau BBM turun, Organda tidak mau menurunkan harga. Nah, inilah solusi yang tepat untuk beralih ke gas,” paparnya.

Gubernur mengatakan penggunaan gas untuk transportasi umum dapat mengurangi polusi udara. Jika pemakaian gas sudah merata dimanfaatkan oleh angkutan umum, kata dia, pengguna kendaraan akan beralih mengendarai transportasi umum. “Secara bertahap kami persiapkan infrastrukturnya,” ujar Ganjar.

Advertisement

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan dengan diresmikannya kedua SPB Vi-Gas yang berlokasi di Jl. Sultan Agung, Semarang dan Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta tersebut, kini Pertamina telah efektif mengoperasikan sebanyak 18 SPB Vi-Gas, di mana 12 unit beroperasi di DKI Jakarta, tiga unit di Bali, dan satu unit di Bandung, Jawa Barat.

“Dengan dibangunnya SPB Vi-Gas di Semarang dan Yogyakarta ini akan membuka pintu pasar Vi-Gas bagi Pertamina di Jawa bagian Tengah sekaligus mendukung program konversi BBM ke bahan bakar gas di sektor transportasi yang digalakkan oleh pemerintah,” ujarnya.

Keringanan Harga
Konsumsi solar dan Premium di Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta kini mencapai sekitar 5,8 juta KL sehingga ini menjadi titik potensial bagi upaya pemasyarakatan dan pemasaran Vi-Gas di wilayah ini. SPB Vi-Gas di Semarang dan Jogja masing-masing memiliki kapasitas penyimpanan 6 MT atau setara dengan 11.800 liter Premium.

Advertisement

Jika digunakan untuk pengisian Vi-Gas angkutan umum, maka dengan kapasitas tersebut mampu mengisi sekitar 500 unit kendaraan per hari. “Kami siap memberikan keringanan harga untuk pembelian converter kit. Di Jabar, Organda sudah membentuk koperasi. Lewat koperasi itu, kami berikan subsidi untuk pembelian yang cukup banyak. Satu unit harganya Rp10,5 juta” imbuh Direktur Marketing dan Retail Pertamina Ahmad Bambang.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif