SOLOPOS.COM - Banjir setinggi paha orang dewasa melanda kawasan Perumahan Jatisari Asri BSB, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Sabtu (6/1/2024). (Solopos.com-Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG – Banjir kembali melanda wilayah Perumahan Jatisari Asri BSB, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, pasca-diguyur hujan deras, Sabtu (6/1/2023) sore. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengaku telah menegur Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, akibat banjir tersebut.

Mbak Ita, sapaan karib Wali Kota Semarang, mengatakan banjir yang berulang terjadi di kawasan itu karena ada kesalahan dalam saluran drainase. Seharusnya, DPU sudah membuat drainase baru yang melengkapi saluran lama milik pengembang perumahan.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Saya minta dilakukan evaluasi. Ini pasti ada salah dalam perencanaannya, sudah saya tegur kepala dinasnya. Pembangunanya juga secara utuh, tidak setengah-setengah, kalau setengah-setengah enggak usah. Kalau memang butuh anggaran yang besar ya harus dianggarkan,” katanya, Sabtu (6/1/2024).

Dia meminta agar pembangunan infastruktur di kota Semarang dilakukan dengan perencanaan yang baik agar tidak merugikan masyarakat. “Sebelumnya saya minta perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin, harus benar-benar matang,” tegasnya.

Sementara itu, Supriyadi, Ketua RW 006 Jatisari Asri, mengatakan, banjir yang melanda wilayahnya sudah terjadi sebanyak 5 kali setelah sejak proyek drainase DPU Kota Semarang selesai pada September 2023 lalu. “Ini cukup parah, setinggi paha orang dewasa. Sudah antisipasi menutup saluran di hulu namun hanya mampu bertahan 30 menit saat hujan saja, selebihnya limpasan air kembali masuk,” kata Supriyadi.

Ia menyebut pihaknya sebenarnya sudah melaporkan kepada kelurahan dan kecamatan untuk ditindaklanjuti oleh DPU Kota Semarang. Pasalnya, penyebab air menggenang akibat adanya gulungan air yang tak bisa menembus masuk ke drainase baru dan drainase juga menampung air dari luar perumahan.

“Air seperti ditampung sehingga genangan air lama surut, menyebabkan di RT 4, 5 dan 8 terjadi gulungan air. Jadi air yang dari RT itu tak bisa menembus dari saluran baru karena debit besar sehingga air antre maka menyebabkan genangan,” jelasnya.

Warga pun meminta meminta ada pelebaran di saluran hilir, sebab menjadi pertemuan dua saluran yang menyempit (bottleneck) dan terjadi antrean air yang dibuang ke Kali Blorong. Namun, pelebaran ini belum direalisasikan.

“Tapi hujan keburu turun lagi sebelum tindak lanjut keputusan itu. Kami, warga minta DPU segera merealisasikannya sebelum hujan turun,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya