SOLOPOS.COM - Tampilan singit, kuliner khas Jepara yang mirip rendang. (Istimewa/www.masakandapurku.com)

Solopos.com, JEPARA — Singit merupakan kuliner khas Jepara yang menggunakan daging sapi sebagai bahan utamanya. Singit menjadi bukti betapa daging sapi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia.

Hidangan singit menggunakan bahan dasar daging sapi bagian sengkel. Bagian ini berada di depan atas kaki sapi atau di atas betis sapi.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Daging sengkel sendiri memiliki lemak yang cukup banyak sehingga teksturnya agak kenyal. Bagian sengkel biasanya mudah dijumpai dalam masakan yang berkuah dan berkaldu, seperti sup, soto, ataupun bakso urat.

Kuliner singit memiliki ciri khas tampilan yang hampir serupa dengan hidangan rendang. Terkadang, orang bisa keliru dalam membedakan antara singit dan rendang karena kedua hidangan ini memiliki penampilan yang mirip.

Meskipun keduanya memiliki beberapa kemiripan, singit memiliki identitas rasanya yang unik yang membedakannya dari rendang.

Memasak singit memerlukan waktu yang cukup lama karena perlu membuat dagingnya menjadi empuk dan mudah disantap. Dalam proses pengolahan singit, bagian sengkel terlebih dahulu dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Kemudian tumis cabai merah, bawang merah, bawang putih, garam, merica, dan tambahkan sedikit air.

Setelah aromanya tercium harum, potongan daging sengkel yang tadi dimasukkan. Tumis dengan tambahan kecap manis dan gula merah hingga bertekstur kental. Tuang campuran santan hingga mengental dan hampir asat sehingga menyisakan sedikit kuah.

Harum aroma singit yang tercium legit di hidung menandakan singit telah siap untuk dihidangkan. Singit yang sudah matang kemudian disajikan menggunakan taburan bawang goreng di atasnya. Dengan pelengkap nasi panas dan sambal, singit siap disantap.

Sensasi lezat dengan perpaduan rasa bumbu yang meresap hingga ke dalam serat daging. Kuah singit memiliki tekstur yang tak sekental kuah rendah. Kombinasi rasa manis gurih dari bumbu dan kenyal lembut dagingnya pecah di mulut seketika pada gigitan pertama.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Pertunjukan Tari Sukuh Word Dance Day di Karanganyar

Pertunjukan Tari Sukuh Word Dance Day di Karanganyar
author
Newswire , 
Burhan Aris Nugraha Minggu, 28 April 2024 - 20:53 WIB
share
SOLOPOS.COM - Penampilan kelompok tari Mila Art Dance saat mementaskan tarian berjudul “Rikma” pada acara Sukuh World Dance Day di Candi Sukuh, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (28/4/2024). (Antara/Mohammad Ayudha)

Solopos.com, KARANGAYAR — Puluhan seniman dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri tampil pada acara Sukuh World Dance Day di Candi Sukuh, Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu dan Minggu (27-28/4/2024).

Pertunjukan tari dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia tersebut mengangkat tema Sudamala. Tema itu terinspirasi dari salah satu relief Candi Sukuh sebagai bentuk upaya melestarikan warisan cagar budaya melalui gerak dan tari.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Acara ini diinisiasi oleh Studio Plesungan bekerja sama Indonesia Heritage Agency (IHA) didukung Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud dan Ristek).

Koran Solopos

Penampilan kelompok tari Komunitas Mantra Gula Kelapa saat mementaskan tarian berjudul Membelah Kabut pada acara Sukuh World Dance Day di Candi Sukuh, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (28/4/2024). (Antara/Mohammad Ayudha)

 

Pertunjukan tari dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia tersebut mengangkat tema Sudamala yang terinspirasi dari salah satu relief Candi Sukuh. (Antara/Mohammad Ayudha)

Emagazine Solopos

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Muat 42 Judul, Buku Boyolali Kaya Cerita Diluncurkan Bupati Said di Pasar Seni

Muat 42 Judul, Buku Boyolali Kaya Cerita Diluncurkan Bupati Said di Pasar Seni
author
Suharsih , 
Suharsih Minggu, 28 April 2024 - 20:52 WIB
share
SOLOPOS.COM - Penari membawakan tari Topeng Ireng pada peringatan Hari Tani Sedunia di Boyolali, Sabtu (27/4/2024). (boyolali.go.id)

Solopos.com, BOYOLALI — Buku Boyolali Kaya Cerita, yang merupakan lanjutan dari buku dengan judul sama pada 2023, diluncurkan oleh Bupati Boyolali M Said Hidayat saat membuka kegiatan Pasar Seni sekaligus peringatan Hari Tari Sedunia di Balai Sidang Mahesa (Dome) Boyolali, Sabtu (27/4/2024).

Ada 42 judul cerita yang termuat dalam buku Boyolali Kaya Cerita versi 2024. Dengan demikian, hingga 2024 ini total sudah terbit 103 judul cerita dalam rangkaian buku tersebut.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Selain buku Boyolali Kaya Cerita, dalam kesempatan yang sama, Bupati Said juga meluncurkan buku Boyolali Kaya Seni yang mengulas 66 kelompok seni di Boyolali, baik itu seni musik, seni tari, dan seni teater.

Acara yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali bekerja sama dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Boyolali itu disiarkan secara langsung di kanal YouTube Pemkab Boyolali.

Koran Solopos

Bupati Said mengungkapkan dengan diluncurkannya buku Boyolali Kaya Cerita dan Boyolali Kaya Seni diharapkan bisa menambah kekayaan literasi di Dinas Arpus Boyolali. Tak lupa ia mengungkapkan rasa bangganya kepada para Duta Seni yang telah melakukan misi kebudayaan ke Nusantara.

“Tentunya ini semua upaya untuk menjadikan Boyolali berbudaya tanpa meninggalkan nilai-nilai seni dan budaya, tetapi ada catatan-catatan tentang kekayaan muatan lokal Boyolali. Semakin banyak buku semakin banyak literasi,” ungkap Said seperti dikutip Solopos.com dari laman resmi Pemkab Boyolali, boyolali.go.id, Minggu (28/4/2024).

Sebagai informasi, rangkaian acara Pasar Seni sudah dimulai sejak Jumat (26/4/2024) namun baru dibuka secara resmi oleh Bupati Said bersamaan dengan Peringatan Hari Tari Sedunia, Sabtu (27/4/2024).

Emagazine Solopos

Kepala Disdikbud Boyolali, Supana, mengungkapkan Pasar Seni tersebut diramaikan 50 stan kesenian dari berbagai bidang seperti seni musik, seni lukis, seni kriya, seni teater, seni sastra, dan seni tari.

Sedangkan peringatan Hari Tari Sedunia dimeriahkan dengan pertunjukan tari yang melibatkan sekitar 800 penari dari 50 sanggar seni di Kabupaten Boyolali.

Acara berlangsung pada Sabtu (27/4/2024) mulai pukul 06.00 WIB-24.00 WIB di tiga tempat yakni Alun-alun Pancasila Cepogo, Balai Sidang Mahesa (Dome), dan Alun-alun Pengging. Masing-masing tempat menggelar pentas tari selama enam jam.

Interaktif Solopos

“Dengan memperingati Hari Tari ini paling tidak kita ikut berpartisipasi melestarikan tari. Kedua, juga memberi ruang untuk berekspresi, beraktualisasi bagi para seniman terutama seniman tari di Boyolali yang luar biasa,” kata Supana, seperti dikutip dari laman resmi Pemkab Boyolali, boyolali.go.id, Minggu (28/4/2024).



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Aksi Santri di Temanggung Bersih-bersih Sampah Sungai Peringati Hari Bumi

Aksi Santri di Temanggung Bersih-bersih Sampah Sungai Peringati Hari Bumi
author
Newswire , 
Burhan Aris Nugraha Minggu, 28 April 2024 - 20:36 WIB
share
SOLOPOS.COM - Sejumlah santri Pondok Pesantren Tahfidz Al Musthofa Tebuireng 16 berjalan sambil mengumpulkan sampah saat program Sodaqoh Alam memperingati Hari Bumi 2024 di Sungai Simangut, Wadas, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah Minggu (28/4/2024). (Antara/Anis Efizudin)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Sejumlah santri Pondok Pesantren Tahfidz Al Musthofa Tebuireng 16 mengumpulkan sampah plastik saat program Sodaqoh Alam memperingati Hari Bumi 2024 di Sungai Simangut, Wadas, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah Minggu (28/4/2024).

Pada aksi santri peduli lingkungan tersebut dilaksanakan bersih-bersih sungai dan menebar sedikitnya 15.000 ekor bibit ikan Nilem. Aksi tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap alam sekitar sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Sejumlah santri mengumpulkan sampah plastik saat program Sodaqoh Alam memperingati Hari Bumi 2024 di Sungai Simangut, Wadas, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah Minggu (28/4/2024). (Antara/Anis Efizudin)

Koran Solopos

 

Pada aksi santri peduli lingkungan tersebut dilaksanakan bersih-bersih sungai dan menebar sedikitnya 15.000 ekor bibit ikan Nilem. (Antara/Anis Efizudin)

Emagazine Solopos
Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories