SOLOPOS.COM - Ilustrasi sistem peringatan dini atau EWS. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Kesadaran masyarakat Jawa Tengah (Jateng) terhadap mitigasi bencana belum sepenuhnya bagus. Terbukti, masih banyak masyarakat Jateng yang kurang sadar terhadap pentingnya pencegahan dampak bencana seperti dalam hal perawatan peralatan early warning system (EWS) atau sistem deteksi dini.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng ada sejumlah peralatan EWS longsor di wilayahnya yang rusak maupun butuh perbaikan. Hal itu dikarenakan selama ini pihaknya masih menemui adanya masyarakat yang tak memahami kegunaan alat itu.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Darurat BPBD Jateng, Dikki Ruli Perkasa, mengatakan total ada 394 EWS bencana yang tersebar di sejumlah daerah di Jateng. Dari ratusan peralatan itu tidak dipungkiri ada beberapa yang butuh perbaikan atau rusak.

“Memang beberapa kurang memahami fungsinya. Kami bahkan menemukan beberapa alat ada yang malah talinya dibuat jemuran, terus kurangnya perawatan dari masyarakat malah jadi sarang tawon,” ungkap Dikki, Rabu (11/1/2023).

Akibat diperuntukan untuk gantung jemuran hingga menjadi sarang tawon, terang Dikki, EWS tersebut menjadi rusak. Apalagi, sirene untuk memberikan peringatan dini juga menjadi tidak berfungsi.

“Tapi kami sudah menyosialisasikan, melakukan edukasi juga untuk perawatan dan tanggap bencana bila terjadi. Jadi tidak hanya sekadar memasang, pemeliharaan berkala dari BPBD juga dilakukan. Meskipun saat ini masih ada beberapa yang perlu diperbaiki. Jadi kami imbau masyarakat ayo sama-sama menjaga dan merawat apa yang telah dipasang karena itu [EWS] juga sebagai peringatan bersama,” ujarnya.

Lebih lanjut, dari hasil pengecekan berkala BPBD Jateng juga menemukan permasalahan lain, yakni pada daya EWS atau aki. Sedangkan terkait laporan kerusakan, pada tahun 2022 pihaknya hanya menerima satu laporan kerusakan EWS deteksi tanah gerak.

“Tahun lalu [2022] di Wonosobo, ada laporan kerusakan. Setelah kami cek, ternyata masalahnya pada aki,” sambungnya.

Dikky menegaskan, EWS adalah alat bantu deteksi dini bencana. Meski menjadi alat bantu, sosialisasi, mitigasi dan edukasi tetap dilakukan agar tak menjadi ketergantungan pada penggunaan alat tersebut, khususnya saat ditemukan adanya kerusakan.

“Jadi yang penting kewaspadaan membaca tanda alam dan mengetahui informasi dini [peringatan cuaca ekstrem dari BMKG dan potensi bahaya dari BPBD setempat],” ujaarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya