Solopos.com, BATANG — Aksi tawuran maut antargeng motor di perbatasan Batang-Pekalongan ternyata bermula demi membikin konten di media sosial (medsos). Satu orang meninggal dunia dalam aksi tawuran itu, yakni AHP, 21, warga Kecamatan Batang.
Salah satu pelaku tawuran, FAD, 14, mengakui aksi tawuran yang dilakukan hanya untuk membikin konten sekaligus menunjukkan eksistensi gengnya. FAD merupakan admin dan pembuat akun instagram THE_BOYS_STRES06.
Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar
Konten tersebut biasanya berisi tentang video tawuran, perang sarung, hingga konvoi senjata tajam. Di kawasan Batang dan Pekalongan muncul banyak geng/klan serupa.
“Iya, bikin sengaja membuat akun atau admin untuk tawuran. Tujuannya untuk tawuran sama bikin konten. Baru satu kali,” kata pelajar kelas 3 SMP itu saat konferensi pers, Kamis (19/1/2023).
Pelaku tawuran lainnya, AN mengaku ikut membacok korban menggunakan parang di bagian punggung. AN mengaku tidak tahu korban meninggal saat meninggalkan lokasi tawuran. Alasannya saat meninggalkan lokasi, korban masih hidup.
“Saya bawa parang pak. Bacok bagian punggung. Saya yang kedua. Pas itu korban masih jalan pak, habis itu tak tinggal,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, tawuran melibatkan geng asal Kabupaten Batang melawan geng asal Kota Pekalongan terjadi di batas kota, tepatnya di Jl. Mayjend Sutoyo, Desa Denasri Kulon, Kecamatan/Kabupaten Batang (dekat SMPN 17 Pekalongan), Jumat (13/1/2023) pukul 03.00 WIB.
Tawuran itu melibatkan geng THE_BOYS_STRES06 dari Kota Pekalongan melawan AMERIKA252GANS asal Batang. Satu orang meninggal dunia dalam aksi tawuran itu, yakni AHD, 21, warga Kecamatan Batang. Para pelaku dijerat dengan Pasal 170 ayat (2) ke 3-e KUHP tentang Tindak Pidana Kekerasan dengan ancaman 12 tahun penjara.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
