Jateng
Jumat, 5 November 2021 - 13:24 WIB

Misteri Ikan Sidat Keramat di Sendang Pelus, Dipancing Telur Goreng

Yesaya Wisnu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Juru kunci Mata Air Sendang Pelus memberi makan pelus atau ikan sidat yang dianggap keramat dan langka (Instagram/@gombongtrans_wisata)

Solopos.com, KEBUMEN —  Mata Air Sendang Pelus merupakan salah satu potensi alam yang ada di Desa Rogodadi, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Air yang keluar dari celah batu gamping di bawah perbukitan membentuk sebuah sendang yang memiliki garis tengah sekitar 5 meter.

Dilansir dari Kebumen.go.id, Jumat (5/11/2021), air dialirkan melalui sungai digunakan warga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, dan memasak. Mata air ini tidak pernah surut meskipun musim kemarau panjang tiba sehingga membantu warga Desa Rogodadi dan luar desa tersebut untuk mencukupi sumber air bersih.

Advertisement

Keunikan yang ada di mata air Sendang Pelus ini adalah keberadaan pelus yang merupakan semacam ikan sidat dengan ukuran cukup besar dan biasa bersembunyi di lubang mata air dan akan keluar dari lubang jika diberi makan berupa telur goreng oleh penjaga yang juga merupakan juru kunci setempat.

Baca Juga: Jadi Agenda Wisata Unggulan, DCF Tetap Digelar saat Pandemi

Advertisement

Baca Juga: Jadi Agenda Wisata Unggulan, DCF Tetap Digelar saat Pandemi

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube Ki Joko Kendil ireng dalam videonya yang berjudul MISTERI SENDANG PELUS BUAYAN ]] KEBUMEN, sang juru kunci bernama Sukini menjelaskan bahwa orang pertama yang menginjakan kaki di tempat mata air ini adalah Mbah Senosari. Beliau dianggap sebagai orang yang babat alas hingga menemukan keberadaan mata air ini.

Setiap sekali dalam setahun, menjelang ritual sedekah bumi yang digelar setelah panen musim kemarau, mata air Sendang Pelus ini dibersihkan dengan diambil lumpur-lumpurnya. Biasanya, proses pemberisihan mata air ini jatuh pada Rabu Pon (penanggalan Jawa) dan kemudian acara sedekah bumi yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan lenggeran diadakan pada hari kamisnya atau malam Jumat kliwon dengan menyuguhkan tujuh lagu Jawa kuno yang dianggap sebagai sesaji.

Advertisement

Baca Juga: Bukan 10%, Aliansi Buruh di Jateng Minta UMK 2022 Naik 16%

Setiap jatuh tanggal kliwon dalam penaggalan Jawa, masyarakat setempat selalu melakukan ziarah di Mata Air Sendang Pelus tersebut untuk mendoakan sosok Mbah Senosari sebagai sesepuh setempat. Setiap masuk bulan Suro atau Tahun Baru Muharam, banyak peziarah yang datang dari luar Kebumen yang datang, bahkan kata Sukini, yang datang hingga dari Jakarta.

Sukini juga menunjukan bagaimana dia memberi makan pada pelus-pelus yang dikeramatkan tersebut. Saat memberi makan, dia sudah mempersiapkan telur goreng atau telur dadar yang sudah dicampur dengan nasi lalu dileparkan ke mata air. Saat itu juga pelus akan keluar dan menyantap makanan tersebut.

Advertisement

Baca juga: Berburu Harta Karun di Desa Kutukan Blora: Bawa Linggis Dapat Emas

Sukini juga menjelaskan bahwa tradisi ini sudah dilakukan masyarakat setempat turun temurun, bahkan dari zaman kolonialisme atau penjajahan Belanda hingga Jepang.  Sukini ditunjuk sebagai juru kunci untuk meneruskan tradisi ini dan diharapkan tradisi ini terus ada sampai kapanpun

Untuk masuk ke kawasan mata air ini tidak dipatok biaya, namun pengunjung diimbau memberi bayaran seikhlasnya sebagai biaya makan pelus yang berupa telur goreng tersebut. Selain bisa melihat pelus yang dianggap keramat dan langka, pengunjung juga bisa menikmati keasrian alam di Mata Air Sendang Pelus tersebut serta merasakan kejernihan airnya yang menyegarkan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif