Jateng
Jumat, 11 Maret 2022 - 11:34 WIB

Misteri Nyai Rantansari Asal Solo, Penunggu Desa Kramat di Bumiayu

Yesaya Wisnu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lukisan ilustrasi Nyai Rantansari (Facebook/Komunitas Kampungku Bumiayu2)

Solopos.com, BREBES — Mitos Nyai Rantansari yang dikenal dari Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ini muncul seiring dengan adanya keberadaan Candi Kramat. Konon, Candi Kramat merupakan tempat tinggal Nyai Rantansari, seorang wanita cantik asal Solo yang berpenampilan seperti pengantin dengan baju kebaya berwarna hijau gadung.

Dilansir dari sebuah laman berbagai sumber, Jumat (11/3/2022), ada yang menyebutkan bahwa Nyai Rantansari merupakan titisan Nyai Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan. Dikatakan pula sebelum masuk ke  daerah Bumiayu, dia sempat menjelajah ke beberapa tempat untuk menghindari Raja Buto yang berniat melamarnya.

Advertisement

Dia menyusuri setiap sudut yang ada di Kecamatan Bumiayu dan akhirnya menghilang di gubug yang didalamnya terdapat sebuah batu kecil di sudut Desa Kramat. Hingga saat ini, masyarakat sekitar masih menganggap gubug tersebut sebagai gubug keramat. Mengapa demikian? Karena banyak yang mengatakan bahwa Nyai Rantansari benar-benar ada.

Baca juga: Profil Bumiayu, Bumine Wong Ayu di Brebes

Advertisement

Baca juga: Profil Bumiayu, Bumine Wong Ayu di Brebes

Pantangan Menggunakan Baju Hijau Gadung

Pantangan ini didasari kejadian-kejadian aneh yang sulit untuk diterima dengan akal sehat. Menurut warga setempat, ada beberapa kejadian aneh, salah satunya menimpa keluarga Ibu Ipah, warga Desa Bandung Indah yang saat itu tengah menggelar hajatan. Salah satu sanak saudaranya yang berasal dari Jakarta berbondong-bondong datang ke Bumiayu untuk menyemarakan acara hajatan tersebut.

Namun saat berada di perjalanan, rombongan keluarga Ibu Ipah yang berasal dari Jakarta itu mengalami kendala karena mereka secara tidak sengaja memasuki lingkungan Desa Kramat. Saat itu, mobil rombongan berada di jalan yang menanjak dan tiba-tiba berhenti seketika sehingga membuat para penumpang panik.

Advertisement

Baca juga: Bukit Bintang Baturraden, Saksi Bisnis Esek-Esek di Purwokerto

Warga setempat meyakini jika ada yang mengenakan baju hijau gadung akan membuat Nyai Rantansari, penunggu Desa Kramat marah. Sampai akhirnya, penumpang yang menggunakan baju hijau gadung ini mengganti baju dengan warna lain dan mobil dapat berjalan kembali.

Ada juga kejadian lainnya saat seorang wanita yang juga mengenakan baju hijau saat perjalanan pulang melewati Desa Kramat ke rumahnya. Tetapi anehnya wanita tersebut tidak kunjung pulang ke rumahnya. Ada yang beranggapan bahwa wanita itu dibawa oleh sosok Nyai Rantansari. Hingga sekarang belum ada informasi terkait keberadaan wanita desa setempat yang hilang tersebut.

Advertisement

Sebagian besar kejadian-kejadian mistis yang terjadi di Desa Kramat dilatarbelakangi dengan pakaian warna hijau gadung. Warna hijau sendiri merupakan simbol pertumbuhan, kesuburan, kesegaran, dan penyembuhan namun sisi lainnya, warna hijau juga bermakna kecemburan. Dari situ disimpulkan bahwa kejadian mistis tersebut adalah wujud kecemburuan Nyai Rantansari yang merasa tersaingi jika ada yang memakai baju dengan warna yang sama dengannya.

Baca juga: Indahnya Desa Ketenger Baturraden, Wisata Ala Swiss di Banyumas

Mitos Nyai Rantansari 

Dalam perkembangannya, keberadaan Nyai Rantansari saat ini masih belum diketahui keberadaannya. Sejarah ilmu logika, belum ada pakar budaya atau ahli terkait yang mengkonfirmasi tentang legenda Nyai Rantansari tersebut sehingga sampai sekarang keberadaannya masih berupa mitos yang hanya dipercaya oleh warga setempat.

Advertisement

Seiring berkembangnya zaman, mitos mengenai Nyai Rantansari ini juga semakin larut di mana hal tersebut diketahui dari minimnya kejadian-kejadian mistis yang dikaitkan dengan keberadaan Nyai Rantansari. Selain itu, pemberian sajen ke Candi Kramat yang merupakan hal rutin juga sudah tidak dilakukan lagi. Kemungkinan hal ini dikarenakan pola pikir masyarakat setempat yang sudah berkembang seiring berjalannya waktu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif