Solopos.com, SEMARANG – Keberadaan Watu Tugu atau biasa disebut Candi Tugu, di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) hingga saat ini masih menyimpan sederet misteri. Salah satunya gua yang di area sekitar atau berada dibawah tugu tersebut.
Secara kasat mata, gua itu memiliki kedalaman sekitar tiga meter dengan tinggi 1,5 meter dan memiliki beberapa cerukan di dalamnya. Pada mulut gua, terdapat ornamen makara berupa buta kala. Konon, terdapat makhluk gaib yang sering menampakkan diri. di sana
Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang
Saat masuk lebih dalam, kondisi yang sedikit lembab membuat hawa lebih dingin cukup terasa dibandingkan di luar gua. Tak hanya itu, terlihat juga beberapa tangkai dupa yang telah habis terbakar.
Warga setempat, Purwadi, 48, tak menampik bila ada makhluk gaib penunggu gua tersebut. Bahkan, ia pernah membuktikan sendiri dengan melakukan uji nyali bersama komunitas horor.
“Ada ular [penunggu goa tersebut]. Saya pernah coba [uji nyali], tapi cuman satu jam. Dari jam 00.00 WIB sampai 01.00 WIB. Terus juga terasa ada angin lewat, ada suara-suara. Padahal di dalam gua,” kata Purwadi beberapa waktu lalu.
Baca juga : Sejarah Watu Tugu Semarang, Peninggalan Majapahit & Padjajaran
Selain seekor ular yang menunggu tempat tersebut, terang Purwadi, juga ada harimau dan seorang wanita berparas cantik. Sosok wanita itu, acap kali dipanggil Nyai Rembulan.
Sementara itu, juru kunci Watu Tugu, Sumarto, 58, menjelaskan gua yang ada di bawah Candi Tugu Semarang merupakan tempat pertapaan. Masyarakat Jawa biasa menyebutnya dengan Tapa Pati Geni.
“Gua dari dulu sudah ada. Termasuk batu di dalamnya. Tapi biasa saja wujudnya, karena dulu belum ada makaranya seperti itu,” kata Sumarto.
Baca juga : Ribuan Pesilat Unjuk Kebolehan di Turnamen Tugu Muda Semarang
Penampakan
Meski demikian, untuk sosok perempuan Sumarto menerangkan biasanya nampak di pohon bambu kuning atau pring kuning yang ada di samping gua. Bahkan, ia menyebut banyak orang minta obat dari rebung pring kuning tersebut.
“Saya ambilkan rebungnya, diminum, terus sembuh,” pungkas dia.
Tak berapa lama, lanjut Sumarto, pasien yang telah sembuh itu didatangi sosok gaib dalam mimpinya. Dia diminta untuk mengembalikan rebung yang masih tersisa.
Lebih lanjut, soal sosok gaib yang sering muncul di Watu Tugu, Sumarto menyebut ada beberapa sosok yang ia kenali dan berkomunikasi dengannya. Salah satunya yakni seorang pujangga atau yang diyakini sebagai Kiai Tugu.
“Penjaga gaib disitu yang banyak. Ada pujangga [Kiai Tugu]. Wanita cantik, namanya Nyai Rembulan. Terus ada Dewi Rarastiti yang selalu memangku sebuah lentera,” lanjut dia.
Sekadar informasi, setiap malam Jumat, Sumarto bersama anggota Forum Ngupakara Candi Tugu (FNCT) melakukan tawasulan dengan berdoa di Watu Tugu. Biasanya, ia akan memulainya pukul 21.00 WIB hingga sebelum tengah malam.
“Hanya ingin menguri-uri sejarah. Sejarah jangan kita lupakan. Membangunnya itu mudah tetapi merawatnya susah,” tutup dia.