SOLOPOS.COM - Watu Kelir di Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. (Geopark.kebumenkab.go.id)

Solopos.com, KEBUMEN — Kabupaten Kebumen di Provinsi Jawa Tengah menyimpan peninggalan zaman purbakala, salah satunya adalah Watu Kelir. Situs ini merupakan dinding bebatuan yang ada di  Sungai Kalimuncar, Dusun Gentan, Desa Seboro, Kecamatan Sadang. Dinding sungai ini berwarna merah seperti kelir dalam dunia pewayangan.

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube, Senin (28/3/2022), Watu Kelir diyakini berasal dari kedalaman Samudra Hindia yang naik ke permukaan melalui aktivitas geologi yang diperkirakan terjadi pada puluhan juta yang lalu.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Hal ini berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Karangsambung. Hasil penelitian ini menilai bahwa bebatuan di Watu Kelir mirip dengan jenis bebatuan yang ada di kedalaman 40 km di Samudra Hindia.

Baca juga: Paranormal Jateng Sebut Dukun Rara Bukan Pawang Hujan, Tapi…

Hasil penelitian oleh LIPI ini juga menunjukan bahwa dinding bebatuan di Sungai Kalimuncar yang  berwarna merah sepanjang 100 meter ini termasuk dalam bebatuan rijang (flint) dan bebatuan lava basal yang berasal dari gunung api purba di dasar laut.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bebatuan sedimen ini diperkirakan terbentuk di dasar lautan Samudra Hindia sekitar 80 juta tahun yang lalu. Keberadaan Watu Kelir di Kebumen yang termasuk dalam kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong ini menjadi bukti bahwa wilayah tersebut dulunya berada di kedalaman Samudra Hindia yang muncul ke permukaan melalui aktivitas geologi.

Peneliti Utama LIPI, Chusni Ansori mengatakan bahwa geopark yang ada di Karangsambung, termasuk Watu Kelir di dalamnya, merupakan kawasan geopark yang terlengkap. Sebab, jenis bebatuannya merupakan perwakilan dari enam periode sejarah bumi dengan rentan usia lebih dari 100 juta tahun silam.

Baca juga: Pesona Waduk Pertama Indonesia di Grobogan, Namanya Nglangon

Asal Usul Watu Kelir

Bagi masyarakat setempat, kawasan Geopark Karangsambung- Karangbolong, khususnya Watu Kelir di Kebumen ini memiliki makna tersediri. Mereka meyakni bahwa situs Watu Kelir dulunya adalah tempat pementasan wayang.

Keyakinan mereka berdasar pada warna batu rijang berwarna merah yang diyakini sebagai sebuah kelir atau panggung atau pembatas/panggng dalam pertunjukan wayang. Sedangkan lava basal yang berbentuk bulat dan menonjol diyakini sebagai kenong alami. Oleh karena itu, masyarakat setempat menamai situs purba kala itu dengan nama Watu Kelir atau Batu Kelir/pembatas/tempat pentas wayang.

Selain Watu Kelir, kawasan Geopark Karangsambung Karangbolong ini juga memiliki peninggalan berupa situs-situs purbakala lainnya, seperti Gua Petruk dan Gua Jatijajar; ada pula pantai, seperti Pantai Logending, Pantai Petanahan, dan Pantai Karangbolong. Ada juga pemandian air panas Krakal. Selain itu masih banyak situs-situs bebatuan purbakal lainnya yang ada di kawasan geopark tersebut.

Baca juga: Geopark Karangsambung Kebumen, Jendela Geologi Dunia

Pengembangan Potensi Ekonomi di Kawasan Geopark

Sejak diresmikan sebagai geopark pada 2018 silam, pada 2019, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen bekerja sama dengan LIPI Karangsambung telah berdiskusi untuk mengembangkan potensi geowisata.

Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kebumen yang saat itu menjabat, Azam Fathoni, mengatakan pihaknya telah melakukan pengembangan di kawasan geopark tersebut. Mulai dari gua hingga pemandian air panas sebagai langkah awal yang konkret dalam mewujudkan geowisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya