SOLOPOS.COM - Kawasan Bukit Gombel, Kecamatan Banyumanik, Semarang (instagram/@dhian_hardjodisastro)

Solopos.com, SEMARANG Bukit Gombel yang ada di Kecamatan Banyumanik, Semarang, Jawa, Tengah ternyata lekat dengan asal-usul hantu bernama wewe gombel. Wilayah tersebut dikenal dengan bangunan kosong dengan nuansa  misteri. Di puncak bukit itu, beridri sebuah bangunan besar yang sekarang kosong. Bangunan itu dulunya adalah bekas Hotel Sky Garden. Rimbunnya pepohonan membuat bangunan bekas hotel itu tidak terlihat.

Dilansir dari Liputan6.com, Rabu (10/11/2021), Hotel Sky Garden dibangun pada 1970an dan sempat jaya pada era 1980an kemudian tutup pada akhir 1982 karena sengketa antara pemilik dengan bank. Hotel itu berdiri di atas lahan seluas 12 hektare (Ha) dan memiliki 24 kamar, bar, meeting room, kolam renang dan 20-an  kamar berdiri terpisah di dekat kolam renang.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Setelah ditutup, bekas hotel itu dijaga dan menjadi tempat tinggal keluarga Rohadi, salah satu satpam hotel sejak belum dibangun. Rohadi meninggal di tempat itu pada 2013 lalu. Istri dan anaknya hingga kini masih tetap tinggal di salah satu kamar di lantai dua. Selain sengketa dengan bank, tutupnya hotel Sky Garden itu juga dikarenakan sepinya tamu menginap karena banyak tamu yang mengalami kejadian mistis saat menginap di hotel tersebut

Baca Juga: Musim Hujan, Semarang Waspada Demam Berdarah

Ilustrasi sosok wewe gombel
Ilustrasi sosok wewe gombel (Instagram/@horrorjawa)

Berdasarkan mitos yang berkembang, bangunan hotel tersebut berada di kawasan yang merupakan basis demit atau hantu  bernama wewe gombel sehingga bangunan tersebut memiliki nuansa mistis yang kuat. Wewe gombel adalah jelmaan seorang wanita yang rohnya gentayangan. Dia mati bunuh diri di sebuah pohon di kawasan Bukit Gombel tersebut.

Wewe gombel diyakini merupakan sosok perempuan yang bisa berubah wujud menjadi siapa saja dengan ukuran payudara yang luar biasa besar. Konon, wewe gombel dipercaya suka menculik anak-anak kecil dan menyembunyikannya. Anak-anak yang dicuri oleh wewe gombel ini adalah anak-anak yang kurang diperhatikan oleh orang tuanya.

Salah satu warga sekitar, Suryono menjelaskan bahwa sebelum menculik anak-anak, biasanya wewe gombel akan menakut-nakuti orang tuanya terlebih dahulu. Tujuan wewe gombel menculik anak-anak ini sebagai bentuk pembelaan kepada anak-anak yang merasa kurang diperhatikan oleh orang tua. Wewe gombel akan menunjukan tempat di mana dia menyembunyikan anak-anak itu juka sang orang tua menyesal dan berjanji akan memeperhatikan.

Baca Juga: Ritual Kalang Kobong, Tradisi Kematian Wong Kalang

Saat diculik oleh wewe gombel, anak-anak ini akan diberi makan berupa kotoran manusia. Kotoran itu diubah sehingga terlihat seperti makanan enak yang disukai anak-anak. Tujuan diberi makanan berupa kotoran manusia itu supaya anak-anak menjadi bisu dan tidak bisa menceritakan apa yang telah dialami ataupun bentuk dari wewe gombel yang menyeramkan tersebut.

Cerita hantu wewe gombel ini sering digunakan oleh orang tua untuk menakut-nakuti anaknya agar tidak keluyuran ke luar rumah sendirian. Untuk dapat menemukan anak yang diculik wewe gombel, keluarga harus berkeliling dan menyembunyikan bunyi-bunyian dari peralatan dapur.

Baca juga: 3 Versi Kisah Misteri Wong Kalang Keturunan Anjing

Bunyi itu sebagai musik mengiringi nyanyian dengan syair statis namun ritmis yang berbunyi “blek blek blek ting (diikuti nama anak yang hilang) metuo (keluarlah)” Nyanyian itu menjadi sebuah mantera yang mengelilingi kampung. nantinya, anak itu akan muncul dengan sendirinya.

Sementara itu, penamaan Bukit Gombel menurut warga sekitar diambil dari operasi militer di masa kolonialisme dan tidak ada hubungannya dengan sosok wewe gombel. Justru nama wewe gombel disematkan karena sosok hantu yang dikenal juga dengan nama kolong wewe itu sering muncul di kawasan Bukit Gombel.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Status Gunung Ruang Masih Awas, Evakuasi Warga Tagulandang Terus Berlanjut

Status Gunung Ruang Masih Awas, Evakuasi Warga Tagulandang Terus Berlanjut
author
Newswire , 
Burhan Aris Nugraha Minggu, 5 Mei 2024 - 10:22 WIB
share
SOLOPOS.COM - Anggota Basarnas mengevakuasi warga yang sakit naik ke atas KN SAR Bima Sena untuk mengungsi ke Minahasa Utara di Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Sabtu (4/5/2024). (Antara/Andri Saputra)

Solopos.com, SITARO — Anggota Basarnas terus melanjutkan evakuasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang menggunakan KN SAR Bima Sena untuk mengungsi ke Minahasa Utara di Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Sabtu (4/5/2024).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan warga yang diungsikan dari Pulau Tagulandang tersebut mencapai 6.125 jiwa yang dievakuasi melalui jalur laut ke beberapa daerah yakni Siau, Likupang, Bitung dan Manado akibat dampak erupsi Gunung Ruang.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan status Gunung Ruang masih dalam status awas atau level IV dan kegempaan masih didominasi oleh tremor menerus sehingga penduduk yang bermukim di wilayah Tagulandang masuk dalam radius enam kilometer agar segera dievakuasi ke tempat aman.

Koran Solopos

Sejumlah warga yang akan mengungsi ke Minahasa Utara berada di atas KN SAR Bima Sena di Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Sabtu (4/5/2024). (Antara/Andri Saputra)

 

Foto udara kondisi Gunung Ruang yang mengeluarkan asap solfatara dari kawah terlihat dari Pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Sabtu (4/5/2024). (Antara/Andri Saputra)

Emagazine Solopos

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Tuntas Subagyo Pinang Jayendra Dewa sebagai Cawabup di Pilkada Sukoharjo 2024

Tuntas Subagyo Pinang Jayendra Dewa sebagai Cawabup di Pilkada Sukoharjo 2024
author
Suharsih Minggu, 5 Mei 2024 - 10:17 WIB
share
SOLOPOS.COM - Pendiri Ormas Tikus Pithi Hanata Baris (TPHB) yang bakal maju sebagai calon bupati dari jalur independent Pilkada Sukoharjo 2024, Tuntas Subagyo, menghadiri acara halalbihalal dan deklarasi dukungan dari komunitas Tombo Ati di Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo, Sabtu (4/5/2024). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pendiri Ormas Tikus Pithi Hanata Baris (TPHB) yang maju sebagai calon bupati (cabup) melalui jalur perseorangan atau independen pada Pilkada Sukoharjo 2024, Tuntas Subagyo, resmi meminang Jayendra Dewa sebagai calon wakil bupati (cawabup).

Duet Tuntas-Jayendra direncanakan menyerahkan berkas syarat dukungan masyarakat ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo antara 8-12 Mei. Hal itu dikatakan Tuntas saat menghadiri acara deklarasi dukungan dari komunitas masyarakat dan pegiat budaya yang tergabung dalam Tombo Ati di Waringinrejo di Desa Cemani, Grogol, Sabtu (4/5/2024) malam.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Acara itu dihadiri sekitar 150 anggota komunitas Tombo Ati yang didominasi kalangan emak-emak. “Alhamdulillah, saya telah memilih bakal cawabup, yakni Pak Jayendra Dewa. Beliau seorang tokoh masyarakat sekaligus dosen,” kata Tuntas Subagyo.

Tuntas Subagyo mengaku sudah berbicara empat mata berkali-kali dengan Jayendra untuk menyamakan visi dan misi dalam membangun Sukoharjo agar lebih maju dan makmur jika menang Pilkada 2024. Dia mengaku chemistry yang terjalin dengan Jayendra cukup kuat.

Koran Solopos

Tuntas sebelumnya menggodok tujuh figur potensial yang akan mendampinginya sebagai bakal cawabup jalur perseorangan. “Chemistry saya dengan beliau [Jayendra] sangat kuat. Kami sudah berdiskusi banyak, panjang lebar, untuk membangun Sukoharjo,” kata dia.

Disinggung soal persiapan penyerahan dukungan masyarakat, Tuntas menjelaskan ia dan Jayendra berencana mendaftar ke KPU Sukoharjo, pekan depan. Mereka bakal membawa data dukungan masyarakat berupa fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) sebagai persyaratan administrasi pasangan cabup-cawabup jalur independen.

Menurut Tuntas Subagyo, tim pemenangan Tuntas-Jayendra di Pilkada Sukoharjo 2024 telah mengumpulkan sekitar 75.000 fotokopi KTP warga dari 12 kecamatan se-Sukoharjo.

Emagazine Solopos

“Kami rencanakan mendaftar ke KPU Sukoharjo antara 8 Mei-12 Mei. Harinya antara tanggal itu. Data dukungan masyarakat sudah siap. Verifikasi faktual data dukungan masyarakat juga sudah disiapkan. Intinya, kami siap mendaftar ke KPU Sukoharjo,” papar dia.

Sementara itu, seorang perwakilan komunitas Tombo Ati, Murwati, mengatakan deklarasi dukungan terhadap bakal cabup jalur independen, Tuntas Subagyo, merupakan bagian dari aspirasi masyarakat. Mereka menginginkan figur kalangan muda yang visioner sebagai calon pemimpin masa depan di Sukoharjo.

Anggota komunitas Tombo Ati didominasi kalangan emak-emak di wilayah Tanjunganom, Grogol. “Program kerja yang ditawarkan Mas Tuntas cukup realistis. Terutama membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk menyerap tenaga kerja lokal,” ujar dia.

Interaktif Solopos



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Peran Olahraga untuk SDGs

Peran Olahraga untuk SDGs
author
Ichwan Prasetyo Minggu, 5 Mei 2024 - 09:55 WIB
share
SOLOPOS.COM - Agus Kristiyanto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pada pengujung 2023 dan awal 2024 masyarakat dunia dikejutkan pernyataan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Antonio Guterres. Ia mengatakan capaian Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030 terancam gagal dan diperlukan waktu 42 tahun lagi untuk mencapai.

SDGs adalah agenda pembangunan dunia untuk kesejahteraan manusia secara global. Agenda tersebut pada 2015 disepakati 193 negara, termasuk Indonesia. Ini program pembangunan berkelanjutan. Di dalamnya terdapat 17 tujuan dan 169 target yang terukur. Inti SDGs adalah pelestarian lingkungan hidup, ketahanan sosial, serta penguatan ekonomi.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Setiap negara, termasuk Indonesia, memiliki tanggung jawab moral untuk melakukan akselerasi dengan cara ”mengocok ulang” formula capaian SDGs. Indonesia, kendati capaian SDGs pada 2023 telah berada di atas rata-rata capaian negara-negara di dunia, tetap masih perlu menambahkan aneka faktor penguat.

Mengacu data Bappenas, total 78% indikator SDGs di Indonesia telah tercapai dan pertumbuhannya cenderung membaik. Salah satu faktor penguat yang berpotensi besar meningkatkan capaian SDGs pada 2030 adalah intervensi kebijakan pembangunan olahraga.

Koran Solopos

Arah kebijakan pembangunan olahraga agar berkontribusi secara signifikans untuk SDGs sebenarnya sudah diformulasikan dalam deklarasi global negara-negara commonwealth (persemakmuran). Pada 2017 beberapa menteri yang membidangi urusan pembangunan olahraga dari berbagai negara persemakmuran mendeklarasikan Rencana Aksi Kazan, disingkat RAK.

Kazan adalah kota penting di wilayah Rusia yang merupakan pusat industri, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan. Para petinggi (birokrat, pengusaha, dan akademikus) menuangkan action plan sekaligus menuangkan relevansi pembangunan olahraga untuk indikator capaian SDGs. Action plan tersebut pada 2018 telah diafirmasi UNESCO.

Kebijakan olahraga untuk semua (sport for all) dalam RAK adalah untuk mengikat aksi global membumikan filosofi dasar SDGs, yakni tidak ada seorang pun yang tertinggal. Perspektif olahraga dimaknai secara lengkap, mencakup sports, pendidikan jasmani, dan aneka aktivitas fisik yang mencakup permainan tradisional dan ekspresi gaya hidup sehat aktif.

Indikator olahraga dan SDGs mengukur hasil di seluruh tingkat sistem yang saling bergantung yang telah diidentifikasi sebagai kontribusi olahraga yang berkelanjutan terhadap pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Keterkaitan tersebut telah dieksplorasi lebih lanjut dalam Sport and SDGs Indicator Toolkit (Commonwealth, 2019). Indikator menyediakan sumber daya berharga untuk mengidentifikasi dampak yang lebih terperinci dan spesifik dalam prioritas pembangunan.

Indikator-indikator tersebut dikelompokkan secara tematis di bawah 10 SDGs yang diprioritaskan dan dampak terkait RAK dengan tautan yang ditarik ke target SDGs tertentu. Terdapat pemetaan kontributif yang sangat tegas dari pembangunana olahraga yang mengerucut ke capaian 10 tujuan dari 17 tujuan SDGs.

Emagazine Solopos

Hal tersebut merupakan pelajaran penting yang dapat diperoleh dari RAK. Bahwa olahraga terhubung dengan pertumbuhan nilai pada beberapa domain penting tujuan SDGs. Nilai kontributif tersebut dapat diuraikan beberapa sebagai contoh.

Pertama, memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan untuk semua pada segala usia (SDGs 3). Berpartisipasi dalam olahraga dapat memotivasi orang lain lebih aktif serta berkontribusi pada pengurangan kematian dini akibat penyakit tidak menular dan biaya perawatan kesehatan terkait (SDGs 3.4).

Olahraga dikaitkan dengan peningkatan kesehatan psikologis dan sosial serta pencegahan dan penyalahgunaan obat-obatan (SDGs 3.5). Partisipasi reguler mendukung perkembangan anak-anak dan remaja turut mempromosikan kesehatan masyarakat. Hal ini mendukung upaya meningkatkan akses ke layanan perawatan kesehatan (SDGs 3.3, 3.7).

Kedua, memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata serta mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat (SDGs 4). Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan melalui olahraga (SDGs 5).

Investasi, kebijakan, dan strategi proaktif dapat membantu mengatasi ketidaksetaraan dalam partisipasi dan kepemimpinan melalui olahraga (SDG 5.1, 5.5, 5.c). Menghapuskan segala bentuk kekerasan dan praktik-praktik berbahaya terhadap perempuan dan anak perempuan dalam olahraga juga akan berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas (SDG 5.2, 5.3).

Ketiga, mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, pekerjaan penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua (SDGs 8). Kontribusi olahraga terhadap pertumbuhan ekonomi, peningkatan produktivitas, dan lapangan kerja dapat diamati dalam konteks yang luas.

Industri olahraga diperkirakan berkontribusi hingga 1% dari PDB global dan perkembangannya dapat berkontribusi pada manfaat lebih lanjut. Memaksimalkan potensi pariwisata rekreasi yang berhubungan dengan olahraga (SDGs 8.2).

Interaktif Solopos

Daya tarik olahraga bagi kaum muda menjadikannya tempat yang berharga untuk inisiatif yang bertujuan memberikan hasil kerja (SDG 4.4), termasuk pelatihan kewirausahaan olahraga (SDGs 8.5, 8.6). Kebijakan yang disengaja yang bertujuan meningkatkan kontribusi kolektif memberikan manfaat kesehatan dan sosial melalui dukungan aktivitas fisik dan program olahraga yang hemat biaya (SDGs 8.3).

Keempat, mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya (SDGs 13). Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan dan mengambil tindakan segera terhadap perubahan iklim dan dampaknya.

Event olahraga dan program skala besar dapat digunakan untuk merangsang perubahan sosial dan lingkungan. Komite penyelenggara dapat menggunakan acara olahraga sebagai bagian dari strategi menyeluruh untuk menciptakan warisan melalui perbaikan infrastruktur, pariwisata berkelanjutan (SDGs 12.b), dan kampanye perubahan perilaku (SDGs 12.1, 12.2, 12.8).

Program olahraga dapat bertindak untuk memperbesar penyebaran informasi dan promosi tanggung jawab lingkungan (SDGs 12.6). Bagaimana faktor penguat pembangunan olahraga Indonesia untuk mengakselerasi SDGs?

Indonesia adalah negara yang memiliki aneka kekayaan sumber daya manusia, alam, dan budaya yang sangat melimpah. Indonesia negara yang gemah ripah loh jinawi. Untuk mewujudkan capaian tujuan SDGs sepertinya tak akan memiliki kendala yang berarti. Sebenarnya ”cuma” diperlukan sedikit pergeseran mindset arah pembangunan olahraga.

Dalam perspektif kebijakan pembangunan olahraga, terdapat paradigma ”membangun olahraga” (development of sport) dan ”membangun melalui olahraga” (development through sport). ”Membangun olahraga” lebih mengarah pada capaian ”kedigdayaan” prestasi dan daya saing olahraga di cabang-cabang olahraga olympic, non-olympic, maupun paralympic.

Sedangkan ”membangun melalui olahraga” adalah formula menjadikan olahraga sebagai instrumen untuk mencapai kesejahteraan (sehat, damai, dan makmur). Kedua paradigma itu berpotensi besar mengarah pada capaian tujuan pembangunan berkelanjutan secara lebih luas, terutama yang terkait dengan pelestarian lingkungan, kesehatan, kesetaraan, ketahanan dan kohesivitas sosial, serta pertumbuhan ekonomi (inti SDGs).



Jika melesatkan kejayaan/kedigdayaan dan kesejahteraan olahraga bisa diraih secara simultan dengan membangun keduanya, kenapa masih banyak yang masih suka ”menganakemaskan” salah satu paradigmanya?

Olahraga pendidikan, olahraga prestasi, dan olahraga masyarakat harus maju bersama-sama untuk berkontribusi mengakselerasi capaian SDGs. Kemajuan tersebut tentu merupakan sisi spesifik yang dahsyat berkontribusi dan (semoga) diacungi jempol juga oleh Antonio Guterres.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 4 Mei 2024. Penulis adalah Guru Besar Analisis Kebijakan Pembangunan Olahraga dan Pendidikan di Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories