Jateng
Selasa, 25 Juli 2023 - 13:16 WIB

Mitos Bunga Kantil & Burung Kepodang yang Jadi Maskot Jawa Tengah

Anselma Ivana Ayu  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi burung kepodang. (http://kehati.jogjaprov.go.id/)

Solopos.com, SEMARANG — Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menjadi habitat aneka jenis flora dan fauna. Meski demikian, dari sekian banyak flora dan fauna di Jateng itu hanya ada beberapa yang dijadikan maskot, yakni bunga kantil dan burung kepodang emas. Tak hanya menjadi maskot, bunga kantil dan burung kepodang juga memiliki mitos yang dipercaya hingga kini oleh sebagian masyarakat Jawa Tengah.

Dilansir dari laman dlhk.jogjaprov.go.id, Indonesia merupakan habitat bagi 25 persen spesies bunga dunia dengan total spesies mencapai 20.000. Dari jumlah itu, baru sekitar 8.000 spesies yang telah teridentifikasi.

Advertisement

Banyaknya flora dan fauna ini pun menjadikan setiap daerah untuk tertarik menjadikannya sebagai maskot, seperti Jawa Tengah. Bahkan Jawa Tengah telah memilih bunga kantil sebagai flora yang menjadi maskot, dan burung kepodang sebagai fauna maskotnya.

Berikut ulasan terkait bunga kantil dan burung kepodang yang menjadi maskmot Jawa Tengah, serta mitos yang mengiringi.

Advertisement

Berikut ulasan terkait bunga kantil dan burung kepodang yang menjadi maskmot Jawa Tengah, serta mitos yang mengiringi.

1. Bunga kantil

Ilustrasi bunga kantil. (Freepik.com)

Bunga kantil juga memiliki nama lain Magnolia alba atau cempaka putih. Tumbuhan ini sangat populer di kalangan masyarakat Jawa Tengah karena kuncup bunga yang kerap digunakan dalam upacara-upacara tradisional.

Advertisement

Dikutip dari berbagai sumber, bunga kantil juga dipercaya memiliki pengaruh supranatural sehingga dikeramatkan sebagai tumbuhan yang tidak boleh diganggu kecuali untuk acara khusus. Oleh karenanya tak heran jika bunga kantil kerap diidentikan dengan nuansa yang sakral dan angker oleh masyarakat, terutama di Jawa Tengah.

Dikutip dari buku berjudul Bunga Kantil karya Setijo Pitojo (1994), ada fakta unik perihal bunga kantil yang pernah melekat dalam tradisi masyarakat di Jawa Tengah.

Bunga kantil kerap dikaitkan dengan hal-hal yang magis. Oleh karenanya, banyak masyarakat di Jawa yang memanfaatkan bunga kantil sebagai bahan utama dalam menyelenggarakan acara-acara sakral seperti pernikahan.

Advertisement

Bunga kantil diyakini mengandung nilai penting bagi pasangan pengantin, salah satunya yakni memberikan ketenangan.

Bunga kantil jugaa kerap dipakai masyarakat Jawa Tengah untuk ritual adat dan keagamaannya. Oleh karenanya, bunga ini selalu dijaga keberadaannya agar tidak mudah habis atau punah. Bahkan, demi menjaga kelestarian bunga kantil, banyak orang tua zaman dahulu menceritakan hal-hal seram terkait pohon bunga kantil. Tujuannya, tak lain agar bunga kantil dijaga kelestariannya. Orang tua zaman dulu juga kerap melarang anaknya mengusik batang, ranting, maupun bunga, pohon kantil.

Mitos ini pun cukup dipercaya sebagian masyarakat Jawa Tengah, bahkan hinggaa kini. Apalagi, aroma dari bunga kantil yang harum semerbak kerap dikait-kaitkan dengan kehadiran sosok mahkluk halus, yakni kuntilanak.

Advertisement

2. Burung Kepodang

Burung kepodang atau yang memiliki nama latin Oriolus chinensis merupakan burung berkicau yang memiliki bulu unik dan indah. Burung kepodang cukup dikenal dalam budaya masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah.

Dikutip daari laman visitjawatengah.jatengprov.go.id, burung kepodang juga dikenal dengan sebutan manuk pitu wolu karena bunyinya yang nyaring mirip dengan ucapan pitu-wolu (tujuh delapan). Selain itu, burung ini juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang.

Burung kepodang juga kerap digunakan dalam upacara tradisi masyarakat Jawa Tengah, seperti mitoni atau tradisi tujuh bulan kehamilan. Konon, ibu hamil yang memakan daging burung kepodang diyakini akan mendapatkan anak yang tampan atau cantik jelita.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif