Jateng
Kamis, 23 Februari 2023 - 16:20 WIB

Mobil Tertabrak KA di Semarang, Air Sungai Jadi Merah

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menyaksikan mobil yang tertabrak KA di perlintasan KA Kota Semarang, Kamis (23/2/2023). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Kecelakaan tragis yang melibatkan mobil Daihatsu Xenia yang dikendarai pasangan suami istri (pasutri) asal Salatiga di perlintasan rel kereta api tanpa palang pintu di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Kamis (23/2/2023) siang, membuat heboh warga sekitar. Hal itu dikarenakan selain menyebabkan jatuhnya dua korban jiwa, yakni pasutri asal Salatiga, kecelakaan itu juga membuat air di sungai yang terletak di bawah rel kereta berubah menjadi merah.

Pantauan Solopos.com, air sungai di bawah rel kereta yang menjadi lokasi kecelakaan maut itu terhubung langsung dengan Sungai Kanal Banjir Timur atau BKT. Berdesarkan keterangan para saksi, saat kejadian mobil korban sempat berhenti di tengah perlintasan, sedangkan korban sempat terlempar keluar dari mobil hingga tergeletak di tepi perlintasan yang berdekatan dengan sungai.

Advertisement

“Merah darah itu [air] mas. Dua korban taadi tergeletak di sana [samping perlintasan di atas Sungai BKT]. Satunya lagi di tepi perlintasan,” ujar seorang warga yang menyaksikan secara langsung peristiwa tragis itu, Suharti, 32, warga Kelurahan Tambakrejo, Semarang, Kamis.

Suharti tidak menampik jika perlintasan sebidang di Jalan Tanggungrejo-Purwosariraya terbilang rawan. Bukan hanya karena tidak ada palang pintu, namun juga tanpa adanya petugas jaga.

“Jalan ini memang rawan, khususnya sebelah sana [Cilosari]. Kalau di sini baru sekali kejadian mobil [tertabrak KA], soalnya enggak ada palangnya. Penjaga sosial [Suspeltas] juga enggak ada, jarang-jarang,” ungkapnya

Advertisement

Sementara itu, Kapolsek Gayamsari, Kompol Hengky Prasetyo, memgatakan kecelakaan maut yang melibatkan mobil Daihatsu yang dikendarai pasutri asal Salatiga dengan KA Argo Bromo Anggrek itu berawal saat mobil melaju dari arah selatan ke utara.

Saat hendak melewati perlintasan, pengemudi tidak memperlambat laju mobilnya. Akibatnya, mobil yang dikendarai korban sempat berhenti atau mogok di perlintasan sebidang hingga tertabrak KA Argo Bromo Anggrek yang melintas.

“Iya, mobil sempat berhenti di perlintasan. Mungkin karena ada magnetnya kalau ada kereta mau lewat jadi berhenti. Akibatnya, kecelakaan tidak bisa dihindari,” ungkap Hengky

Advertisement

Akibat kecelakaan itu, mobil yang dikendarai korban rusak parah. Sementara kedua korban sempat terlempar keluar dari kereta hingga meninggal dunia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif