Jateng
Kamis, 15 April 2021 - 09:24 WIB

Modal 8 Sapi, Kelompok Tani Maju Makmur Magelang Kembangkan Pupuk Organik

Newswire  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kelompok Tani Maju Makmur Desa Ngadirojo, Secang, Kabupaten Magelang kembangkan produksi pupuk organik. (Beritamagelangid)

Solopos.com, MAGELANG -- Kelompok Tani Maju Makmur Desa Ngadirojo, Secang, Kabupaten Magelang kembangkan produksi pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi selama setengah tahun ini.

Mengutip beritamagelang.id, Kamis (15/4/2021), pupuk organik menjadi alternatif pengganti pupuk kimia. Baru sebagai tambahan karena untuk benar-benar organik belum bisa sepenuhnya.

Advertisement

"Hasilnya tanaman akan lebih bagus tentunya, dan yang terpenting dapat membantu petani lebih irit untuk membeli pupuk, karena bisa produksi sendiri," ujar Ketua Unit Pelaksana Kegiatan Kelompok Tani Maju Makmur, Riyadi.

Baca Juga : Desa Jamuskauman Magelang Jadi Kampung Siaga Candi

Secara teknis, proses fermentasi pupuk dari bahan kotoran sapi hingga menjadi pupuk organik. Kotoran sapi dicampur cairan pengurai untuk mempercepat fermentasi, setelah itu ditutup dengan jerami dan dibiarkan di tempat terbuka selama dua pekan.

Advertisement

Terdapat dua metode, yaitu dengan cara ditutup terpal, untuk metode lainnya dengan tidak ditutup karena membutuhkan udara.  Karena ada dua metode maka masing-masing metode menggunakan formula (zat pengurai) yang berbeda dalam proses fermentasi pembusukan. “Dan saat ini kami memakai metode tempat terbuka," terang Riyadi.

Setelah dua pekan proses fermentasi maka pupuk organik dapat langsung dipakai. Petani mengambil kotoran sapi berasal dari milik kelompok tani tersebut. Delapan ekor sapi cukup untuk memasok bahan baku kotoran sapi sebagai pupuk.

Baca Juga : Generasi Muda Magelang Diajak Kembalikan Kejayaan Pertanian

Advertisement

Kemudian, dua pekan sekali dapat dipanen hasil fermentasi pupuk organik itu. "Ukuran tempat 20 meter persegi dapat menghasilkan pupuk 2 ton, untuk mencukupi kebutuhan pupuk 20 petani anggota kelompok, baik yang bercocok tanam di sawah maupun di ladang," papar Riyadi.

Delapan sapi, bangunan kandang  beserta sarana prasarana lainnya merupakan bantuan dari pusat untuk kelompok tani setempat. "Karena bantuan ini merupakan permintaan kami sebagai petani, maka kami harus memanfaatkan secara maksimal. Sebab hasilnya akan bermanfaat bagi petani," imbuh Riyadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif