Jateng
Jumat, 1 April 2022 - 10:06 WIB

Muhammadiyah Jateng Sebut LGBT Berhak Masuk Surga, Ini Penjelasannya

Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah Tafsir. (Antara-istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiya (PWM) Jawa Tengah (Jateng), M. Tafsir, menyebut kelompok waria dan LGBT (lesbian, gay, bisexual, dan transgender) tetaplah manusia yang punya hak surga. Oleh karena itu, kelompok waria dan LGBT tidaklah harus diperlakukan secara diskriminatif, tapi terus digandeng agar kembali ke jalan yang benar.

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng selama ini dikenal memiliki program dakwah terhadap kelompok terpinggirkan, seperti mendampingi kelompok waria dan LGBT. Menurut Tafsir, pilihan dakwah kepada dua kelompok itu bukanlah hal baru bagi Muhammadiyah. Hal itu dikarenakan paham keagamaan Muhammadiyah sejatinya bersifat inklusif dan terbuka.

Advertisement

Muhammadiyah, ujar Tafsir memiliki visi Al-Irsyadah atau petunjuk untuk membimbing kehidupan manusia menjadi hidup yang maju dan bahagia di dunia dan akhirat.

Baca juga: Beri Penjelasan tentang LGBT ke Murid SD, Pak Ribut Trending di Twitter

“Berdasarkan pengertian agama Islam menurut Muhammadiyah, ada hadis ad dinu yusrun [agama itu mudah] dan keberagaman yang terbaik adalah hanif, moderat, toleran. Ada prinsip yasiru wa laa tu’asiru [permudah, jangan persulit], basyiru wa laa tunafiru [sebarkan kabar gembira, bukan ancaman]. Apalagi sesungguhnya surga jannatun naim itu menyapa semua orang, tidak pilih siapapun, termasuk kaum marjinal [LGBT],” ujar Tafsir dikutip dari laman Internet resmi Muhammadiyah, Kamis (31/3/2022).

Advertisement

“Maka pendampingan kita ke sana adalah bagaimana kita memperlakukan mereka sebagai manusia yang berhak masuk surga serta membimbing mereka memahami fikih dalam beribadah,” imbuhnya.

Memahami Manusia

Selain menggandeng kelompok waria dan LGBT agar perlahan kembali ke jalan yang benar, Muhammadiyah dalam hal ini ikut membantu penguatan dari sisi ekonomi, memahami kultur, dan memberikan dukungan.

“Kita menolak LGBT sebagai gaya hidup, tapi kita tidak boleh sia-sia [semena-mena] kepada orang yang menjadi korban dari LGBT. Kita memberantas kemiskinan tapi tidak boleh sia-sia kepada orang miskin. Ingat mereka tetap manusia yang punya hak surga seperti kita. Jadi dakwah itu jangan hanya memahami ayat Al-Qur’an dan hadis saja, tapi dakwah pun harus memahami manusia. Kalau ingin dakwah berhasil, pahamilah manusianya,” jelas Tafsir.

Advertisement

Baca juga: Muhammadiyah Larang Masjid Gelar Buka Puasa Bersama, Ini Alasannya

Muhammadiyah Jateng mengklaim sudah ada ratusan orang dari kelompok waria dan LGBT yang telah kembali ke jalan yang benar setelah mengikuti dakwah. Menurut Tafsir, keberhasilan ini tak lepas dari dua hal, yakni membangun mental “bunga teratai” dan memaknai purifikasi dalam koridor alam berpikir Muhammadiyah.

“Bangunlah mental ‘bunga teratai’, maka dia tetap bersih walaupun berada di tengah comberan. Purifikasi Muhammadiyah itu bukan tekstualisasi. Muhammadiyah di satu pihak ruju’ ilal Quran wa Sunnah, tapi di sisi lain membangun pikiran utama dengan cara bayani, burhani, dan irfani. Ini luar biasa, bukan tekstual,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif