Jateng
Minggu, 16 November 2014 - 06:15 WIB

MUKTAMAR NU : Sistem Baru Pemilihan Ketum NU Dinilai Mampu Hindari Pertarungan

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG — Wakil Rais Syuriah Pengurus Nahdlatul Ulama Wilayah Jawa Tengah M Adnan, mengatakan mekanisme baru dalam pemilihan pimpinan organisasi ini dalam muktamar mendatang akan menghindarkan terjadinya “arena” pertarungan seperti dalam pilkada.

Advertisement

“Ada sisi positif dalam mekanisme baru, yakni menghindarkan arena muktamar menjadi seperti pilkada,” kata Adnan di sela Halaqah Pengurus Nahdlatul Ulama Wilayah Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (15/11/2014).

Dalam kegiatan tersebut, pengurus NU Jawa Tengah mensosialisasikan sistem pemilihan Ketua Umum serta Rais Am hasil musyawarah nasional beberapa waktu lalu.

Advertisement

Dalam kegiatan tersebut, pengurus NU Jawa Tengah mensosialisasikan sistem pemilihan Ketua Umum serta Rais Am hasil musyawarah nasional beberapa waktu lalu.

Selain itu, kata dia, sistem baru tersebut juga menghindarkan terjadinya persaingan secara “head to head” antara dua kandidat.

Ia menuturkan sistem baru ini merupakan gabungan dari sistem pemilihan langsung dan gabungan usulan dari Jawa Tengah.

Advertisement

Ia menjelaskan dalam Muktamar nanti setiap cabang akan mengusulkan lima nama kiai yang akan menduduki jabatan di Syurian NU.

Dari nama-nama yang diusulkan tersebut selanjutnya akan diranking berdasarkan perolehan dukungan dari para pemilik suara.

“Akan diperoleh sembilan kiai, sementara yang menempati peringkat teratas otomatis menduduki posisi Rais Am,” katanya.

Advertisement

Sembilan kiai ini yang selanjutnya menentukan para bakal calon ketua umum yang diumumkan pada saat akan dilakukan pemilihan oleh peserta muktamar.

“Pengumuman nama calon ketua umum disampaikan saat akan digelar pemilihan, jadi saat itu juga,” katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, tidak ada kandidat yang sejak awal sudah mencalonkan diri untuk maju dalam muktamar.

Advertisement

“Sudah mencalonkan sejak awal tapi kalau tidak diusulkan oleh sembilan kiai maka juga tidak bisa maju,” tambahnya.

Sistem ini, lanjut dia, akan menghindarkan dari praktik politik uang karena kandidat yang akan dipilih disampaikan saat akan digelar pemilihan.

Sementara itu, Halaqah Pengurus Nahdlatul Ulama Wilayah Jawa Tengah tersebut juga dihadiri Gubernur Ganjar Pranowo yang menjadi pembicara kunci.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif