SOLOPOS.COM - Koleksi Museum Glagah Wangi. (Istimewa/museum.co.id)

Solopos.com, DEMAKMuseum Glagah Wangi merupakan salah satu tempat penyimpanan benda-benda cagar budaya masyarakat Demak yang dijaga keasliannya.

Keberadaan museum ini bertujuan menambah wawasan masyarakat yang ingin menggali lebih jauh mengenai sejarah Kabupaten Demak. Penamaan Museum Glagah Wangi tak lepas dari letak bangunan ini pertama didirikan.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Seperti yang dilansir dari museum.kemdikbud.go.id, nama Glagah Wangi berasal dari gabungan dua kata, yaitu Glagah yang merupakan nama permukiman yang didirikan di daerah barat Kabupaten Demak.

Sedangkan Wangi diambil dari kondisi daerah tersebut dimana terdapat pepohonan yang mengeluarkan aroma wangi. Sehingga akhirnya disebutlah dengan nama Glagah Wangi.

Museum ini dulunya merupakan bangunan gedung bekas Dinas Pendapatan Daerah yang pada awalnya diperuntukkan untuk penempatan benda cagar budaya dari Masjid Agung Demak.

Lantaran muncul pendapat benda yang berasal dari Masjid Agung Demak seharusnya tidak untuk disimpan di luar masjid, akhirnya gedung tersebut beralih fungsi sebagai tempat menyimpan hasil koleksi cagar budaya yang berasal dari masyarakat.

Koleksi di museum ini sangat beragam jenisnya, mulai dari benda peninggalan para wali hingga benda-benda yang berhubungan dengan agama Islam, Hindu, Buddha, serta kebudayaan Tiongkok.

Jenis koleksi yang ditampilkan di museum terdiri dari historika dan arkeologika. Beberapa yang menjadi koleksi unggulan di museum Glagah Wangi di antaranya ada filter air batu, piring Arya Penangsang, dan wayang Bethara Guru.

Museum Glagah Wangi terletak bersebelahan dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, tepatnya di Jl. Sultan Fatah No. 53 Demak. Museum ini berada di bawah pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Demak.

Museum ini juga sering dijadikan sebagai daftar kunjungan wisata edukasi bagi siswa pelajar mulai PAUD, SD hingga SMP. Dengan memperkenalkan kepada anak didik lebih dini berharap bisa menumbuhkan kecintaan mereka terhadap leluhur dan menghormati jasa-jasanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya