SOLOPOS.COM - Nyamuk Aedes Aegypti jenis inilah yang menyebarkan penyakit chikungunya lewat gigitan pada manusia (Ilustrasi/JIBI/Dok)

Nyamuk Aedes Aegypti jenis inilah yang menyebarkan penyakit chikungunya lewat gigitan pada manusia (Ilustrasi/JIBI/Dok)

Kanalsemarang.com, MAGELANG – Sekitar 710 warga Kota Magelang, Jawa Tengah, diduga terserang cikungunya memasuki musim hujan ini, kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Magelang Yis Romadon.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Romadon di Magelang, Selasa (2/12/2014), mengatakan jumlah korban terkena penyakit akibat gigitan nyamuk itu terus mengalami peningkatan dan Dinkes Kota Magelang meminta warga mewaspadai penyakit ini dengan pola hidup sehat.

Ia mengatakan dari 710 suspect cikungunya, sembilan orang di antaranya positif terkena cikungunya. Hal ini berdasarkan sampel yang diteliti.

“Hingga saat ini penderita penyakit ini bisa ditangani. Penyakit ini tidak menyebabkan kematian jika dibandingkan dengan malaria atau demam berdarah,” katanya seperti dikutip Antara.

Ia menuturkan persebaran penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Albopictus dan Aedes Aegypty yang juga merupakan nyamuk penular penyakit demam berdarah Dengue (DBD) ini sangat cepat.

Menurut dia di Kota Magelang terdapat sekitar 70 titik persebaran yang berada di 17 kelurahan di Kota Magelang.

“Titik persebaran meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu hanya 13 titik, hal ini harus selalu diwaspadai apalagi pada musim hujan,” katanya.

Ia menuturkan gejala utama penyakit ini adalah demam mendadak, nyeri pada persendian, terutama pada sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang, serta ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit.

Gejala lainnya yang dapat dijumpai adalah nyeri otot, sakit kepala, mengigil, kemerahan pada konjungtiva, pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, muntah, kadang-kadang gatal terutama pada ruam.

Ia mengatakan nyamuk penyebar chikungunya biasanya hidup di wilayah yang kotor dan padat penduduk. Rata-rata titik penyebaran penyakit itu berada di wilayah yang padat permukiman dan banyak genangan air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya