SOLOPOS.COM - Ilustrasi kera (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SEMARANG — Musim kemarau yang melanda Jawa Tengah (Jateng), tak hanya menyebabkan kekeringan, namun juga bekurangnya pasokan makanan berupa buah-buahan di hutan. Akibatnya, empat daerah di Jateng selama musim kemarau tahun ini mendapat serangan dari gerombolan monyet ekor panjang atau kera liar.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, mengatakan kawanan monyet ekor panjang memasuki sejumlah rumah warga di Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Cilacap. Kendati ada laporan serangan, pihaknya mengaku masih menelusuri berapa banyak warga yang terluka akibat diserang monyet ekor panjang.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

“Kita sudah terima laporan masing-masing korban. Cuman jumlah pastinya masih direkap. Ya dari laporan ada yang bilang monyetnya turun ke desa, diambil makanannya,” ungkap Widi kepada wartawan, Jumat (11/8/2023).

Widi menjelaskan, serangan monyet atau kera liar bermunculan karena sumber pakannya yang menipis seiring memasuki puncak musim kemarau 2023 ini. Selama musim kemarau vegetasi tumbuhan-tumbuhan yang mengandung banyak buah dan air menjadi berkurang drastis karena cuaca yang kering.

“Itu [kemarau] yang memicu koloni monyet keluar dari habitatnya. Hanya saja kejadiannya pada tempo tertentu,” jelasnya.

Menyikapi peristiwa tersebut, DLHK Jateng masih berusaha menyosialisasikan kepada masyarakat setempat agar ikut membantu menjaga sumber pakan bagi kawanan monyet ekor panjang. Pihaknya berharap, masyarakat memahami untuk membantu petugas DLHK dan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng dalam mengendalikan pergerakan monyet ekor panjang agar tidak banyak yang turun gunung.

“Ya kami usahakan tetap jaga sumber makanan buat habitat kera ekor panjang. Paling simpel ya kita lakukan penanaman pohon. Agar kondisi lingkungan terjaga dengan baik. Supaya monyet-monyetnya tidak keluar ke tempat lain. Dan memang itu butuh waktu karena harus nunggu tumbuh dulu. Kita juga sosialisasi ke masyarakat agar sumber makanan koloni monyet tidak hilang,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya