SOLOPOS.COM - Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api dari kebakaran gunungan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/9/2023). (Antara/Makna Zaezar)

Solopos.com, SEMARANG — Sepanjang musim kemarau atau dari Juni hingga September 2023 tercatat sudah ada lima kali peristiwa kebakaran yang melanda tempat pembuangan akhir (TPA) di Jawa Tengah (Jateng). Fenomena ini menjadi perhatian serius Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jateng.

Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto, mengaku antisipasi kebakaran TPA sudah dilakukan jauh-jauh hari atau menjelang musim kemarau. Pihaknya pun kembali menekankan kepada DLH kabupaten/kota untuk kembali menggencar pencegahan agar kejadian serupa tak kembali terulang.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Sebenarnya Juni kemadin sudah dilakukan antisipasi pencegahan [kebakaran] di TPA. Kita sudah adakan Bimtek [bimbingan tehnis] pengadaan dan penanggulangan di TPA. Mengundang para pakar juga untuk memberi masukan teman-teman kabupaten/kota,” ujar Widi kepada Solopos.com, Kamis (21/9/2023).

Widi pun menyarankan DLH di 35 kabupaten/kota untuk melakukan pengelolaan sampah menggunakan metode sanitary landfill. Metode tersebut diyakini tak menimbulkan bau menyengat juga tidak mengakibatkan tumpukan sampah.

“Karena timbunan sampah itu kan, biasanya memunculkan gas metana yang sering menjadi penyebab awal kebakaran TPA. Maka sanitary landfill itu upaya mengurangi kebakaran TPA,” jelasnya.

Selain pengelolaan sampah secara sanitary landfill, lanjut Widi, pemetaan sumber air terdekat juga perlu dilakukan tiap DLH kabupaten/kota. Tujuannya, ketika terjadi percikan api yang besar, bisa segera dipadamkan sebelum menjalar ke tumpukan sampah lainnya.

“Sungai terdekat bisa dimanfaatkan, baik endapannya. Karena pemadaman menggunakan air lumpur juga bisa. Siapkan juga SOP [standar operasional kerja] dalam kondisi darurat kebakaran berdasarkan jenisnya. Petakan daerah risiko tinggi permukiman, siapkan pipa kebakaran. Agar evakuasi dan penangananya bisa bergerak cepat. Namun terpenting, rutin cek kondisi TPA, apakah ada gas metana atau tidak. Karena musim kemarau ini memang rawan,” sambungnya.

Widi pun meminta para DLH kabupaten/kota bisa memasang larangan membakar di area TPA. Ia juga melarang sopir truk sampah merokok saat masuk ke lokasi TPA.

“Di masa ini [kemarau] jangan sembarangan. Cuaca masih kering [panas], maka hindari segala potensi yang menimbulkan kebakaran,” ujarnya.

Berdasarkan data BPBD Jateng sudah ada lima TPA di Jateng yang mengalami kebakaran sepanjang musim kemarau tahun ini. Kelima TPA itu adalah TPA Pesalakan di Kabupaten Pemalang, TPA Maruraja di Kota Tegal, TPA Putri Cempo Solo, TPA Jatibarang Semarang, dan TPA Penujah Kabupaten Pemalang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya