Jateng
Rabu, 2 Agustus 2023 - 15:16 WIB

Musim Kemarau, 87 Desa di Jateng Peroleh Bantuan 2,6 Juta Liter Air Bersih

Adhik Kurniawan  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi air (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SEMARANG — Sebanyak 87 desa di 48 kecamatan di Jateng telah memperoleh bantuan 2,6 juta liter air bersih saat musim kemarau ini.

Kabupaten Grobogan merupakan salah satu daerah paling sering meminta pasokan air bersih. Di sisi lain, jumlah wilayah di Jateng yang mengalami kekurangan pasokan air bersih mencapai 16 kabupaten/kota.

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Dikki Ruli Perkasa, mengatakan banyaknya desa dan kecamatan yang mengalami kekeringan sesuai data laporan yang dihimpun hingga 27 Juli 2023.

“Dilihat dari desanya, Grobogan terbanyak yang dilanda kekeringan. Terakhir ini ada 99 desa,” ungkap Dikki kepada Solopos.com, Rabu (2/8/2023).

Selain Kabupaten Grobogan, BPBD Jateng juga menyalurkan air bersih ke daerah yang berpotensi mengalami kekeringan panjang, seperti di Kota Semarang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Sragen.

Advertisement

“Sedangkan untuk bencana kebakaran lahan, data sementara ini ada 233 kejadian,” katanya.

Terpisah, Koordinator Obsevasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto, mengemukakan mayoritas wilayah Jateng di bulan ini memang telah memasuki puncak kemarau.

Kendati demikian, puncak kemarau tahun ini dinilai cenderung lebih kering mengingat munculnya siklus El Nino telah menimbulkan kenaikan suhu udara di masing-masing wilayah.

Advertisement

“Memang saat ini Jateng masih puncak kemarau, hingga sepekan ke depan. Lantaran hujan saat ini sudah tidak turun, jadinya kondisi Jawa Tengah relatif kering. Ketersediaan air bersih wajib dilakukan dengan sistem manajemen yang bagus. Terutama di daerah yang langganan kekurangan air, seperti di Boyolali ada enam kelurahan yang sering kekurangan air. Daerah lain seperti di Purwodadi dan Jateng bagian timur juga perlu waspada,” imbuh Giyarto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif