SOLOPOS.COM - Kordinator Penyakit Tak Menular dan Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Arfian Nevi. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat 20.511 anak bawah lima tahun (balita) di wilayahnya terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pneumonia balita.

Hal itu tercatat selama Januari hingga memasuki musim kemarau 2023. Bahkan setiap bulan, warga Jateng yang dilaporkan mengalami ISPA ada sebanyak 3.000-4.000 kasus.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Rahmah Nur Hayati, mengatakan anomali cuaca serta kurangnya kepedulian warga menjaga kondisi kesehatannya menjadi penyebab kasus ISPA di Jateng terus fluktuatif atau naik turun.

Pihaknya pun meminta masyarakat waspada, khsususnya bagi orangtua yang memiliki balita lantaran masih tingginya angka kematian pada bayi dan balita karena pneumonia.

“Untuk kasus ISPA, Januari-Juni itu fluktuatif. Antara 3.000-4.000. Jadi enggak ada kenaikan, tetap sama. Tapi memang ada sedikit kenaikan dari tahun sebelumnya,” kata Rahmah melalui Sub Kordinator Penyakit Tak Menular dan Menular, Arfian Nevi, kepada Solopos.com, Selasa (11/7/2023).

Dinkes Jateng pun mengimbau bagi masyarakat yang mengalami batuk, pilek, demam bisa segera dibawa ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat. Khususnya kepada bayi dan balita yang nafsu makan serta menyusunya berkurang.

“Kalau balita, dikhawatirkan pneumonia. Jadi datang ke faskes untuk dilakukan skrining dengan cara apakah ada tarikan dinding dalam, sesak napas atau tidak, untuk mengindikasi sedini mungkin,” jelasnya.

Terkait pencegahan ISPA, Dinkes Jateng meminta masyarakat untuk senantiasa menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Apabila mengalami batuk, diimbau senantiasa memakai masker ketika berpergian.

“Ini kan belum ada kenaikan karena kan masih awal ya, badai El Ninonya. Jadi jangan lupa makan-makanan bergizi juga. Terus jaga kesehatan dan istirahat yang cukup,” pintanya.

Terkait pneumonia, Dinkes Jateng menyebut banyak penyebabnya. Di antaranya mikroorganisme, lingkungan seperti orang tua perokok, polusi udara di dalam rumah, asap pembakaran sampah, hingga asap tungku kayu yang bisa meningkatkan risiko pada bayi dan balita.

“Makanya tahun ini, pemerintah sangat konsen pada pneumonia, salah satunya dengan vaksin PCV [Pneumococcal Conjugate Vaccine] yang dulu tidak dibiayai pemerintah. Saat ini sudah di gratiskan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya