SOLOPOS.COM - Ilustrasi peternakan sapi di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Sejumlah daerah di Jateng rawan mengalami kesulitan memenuhi pakan hijauan untuk hewan ternak saat musim kemarau.

Mayoritas daerah yang terdampak tersebut berada di sekitaran Muria Raya atau Jawa Tengah bagian Timur. Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Haryanta Nugraha.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

“Pemetaan kami di daerah ternak sapi potong. Ada di Jateng bagian Pantura timur. Rembang, Blora, Pati, Jepara, Grobogan. Ada juga Karanganyar dan Wonogiri,” ungkap Haryanta kepada Solopos.com, Selasa (12/9/2023).

Daerah-daerah tersebut, lanjut Haryanta, memang mengalami kesulitan dalam mencari ketersediaan kualitas hijauan pakan ternak. Kendati demikian, hingga saat ini ketersedian pakan di daerah rawan itu diklaim masih aman atau bisa tercukupi.

“Kami sudah antisipasi. Ada program pemerintah melalui dana APBN. Beberapa kelompok kami fasilitasi penyediaan sumber air, pembuatan embun agar bisa digunakan sebagai air minum dan pengairan lahan pakan ternak. Sejauh ini, belum ada laporan dari kabupaten/kota,” klaimnya.

Tak hanya penyediaan sumber mata air, imbuh Haryanto, Disnakkeswan Jateng juga menyiapkan pembuatan kebun rumput dan pembuatan cadangan pakan ternak. Meskipun pihaknya tak menampik bila ada penurunan kualitas pakan ternak di musim kemarau ini akibat sulitnya menghasilkan pakan hijau.

“Itu [penyediaan lahan dan pakan] salah satu dari program gerakan pakan ternak berkualitas. Cadangan pakannya dari jerami silase. Ya memang kualitas berkurang, tapi paling tidak untuk makan tercukupi. Kemarin, saya mengecek di Blora, Rembang, dan Grobogan memang masih aman [stok makanan]. Peternak masih punya cadangan jerami yang menumpuk,” akunya.

Salah seorang peternak sapi asal Kecamatan Gunungpati, Haji Sodikun, 68, mengaku sudah empat bulan ini rumput hijau semakin sulit didapat. Bahkan, lahan seluas satu hektare yang dengan sengaja ditanami rerumputan sebagai antisipasi kemarau menjadi percuma karena pasokan air yang diperlukan kurang.

“Padahal, saya sudah antisipasi tanam rumput sendiri. Tapi ya tetap kering. Cuma sedikit yang bisa dipakai, enggak nutup [kebagian semua] buat hewan ternaknya. Akhirnya, ya beli pakan. Beli kulit ampas singkong sama ampas tahu. Tapi ampas tahu mahal. Jadi saya seringnya pakai ampas singkong,” kata Haji Sodikun yang memiliki lima hewan ternak berupa sapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya