Jateng
Selasa, 8 Agustus 2023 - 18:27 WIB

Musim Kemarau, Rawa Pening Kembali Berubah Jadi Sawah

Hawin Alaina  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petani terlihat menanam padi di lahan persawahan yang ada di area Danau Rawa Pening yang mengalami pendangkalan saat musim kemarau, Selasa (8/8/2023). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Volume air di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), kembali mengalami penyusutan pada musim kemarau kali ini. Penyusutan air ini pun dimaanfaatkan masyarakat untuk kembali menjadikan area tepian danau seluas 2.670 hektare itu sebagai sawah tanaman padi.

Seorang warga Dusun Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, yang turut bercocok tanam di tepian Rawa Pening, Sutini, mengaku senang bisa kembali menanam padi. Ia mengaku sudah beberapa tahun terakhir kesulitan menanam padi karena lahan pribadinya kerap terendam banjir.

Advertisement

Namun pada musim kemaruaa kali ini dirinya bisa menanam padi lebih dari satu kali karena air Rawa Pening yang kian menyusut. “Alhamdulillah, bisa kembali menanam laagi. Sudah beberapa tahun ini hanya bisa menanam pada satu kali, karena [lahan] sering terendam air,” ujar Sutini saat dijumpai Solopos.com, Selasa (8/8/2023).

Sutini mengaku menyusutnya volume air di Rawa Pening ini sudah terjadi sejak Juni 2023. Hal itu pun membuat sebagian besar lahan persawahan di tepian Rawa Pening bisa kembali ditanami padi.

“Ini [lahan] masuknya masih Rawa [Pening], tapi sudah kering. Sehingga saya tanami juga, kebetulan masih ada benih sisa dari sawah satunya,” ujar Sutini.

Advertisement

Sementara itu, Koordinator Penjaga Pintu Bendungan Jelok, Siswanto, mengatakan berdasarkan data dari Stasiun Dam Tuntang atau Pintu Bendung Jelok, elevasi air di Rawa Pening saat ini berada di angka 460,82 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Angka tersebut lebih rendah dari yang ditetapkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana berdasarkan kesepakatan dengan para petani yang tergabung dalam Forum Petani Rawa Pening Bersatu (FPRPB) sebelumnya, yaitu 461,30 mdpl.

Angka tersebut merupakan batas maksimal ketinggian yang harus dijaga agar persawahan di sejumlah desa sekitar Rawa Pening tidak tergenang, seiring berjalannya proyek revitalisasi danau seluas 2.670 hektare tersebut.

Advertisement

“Harapan dari petani sendiri di elevasi 461,30 itu sawah pemajakan bisa ditanami. Terus untuk tanah provinsi dikehendaki satu kali dalam satu tahun itu di elevasi 460,50. Jadi kemungkinan nanti di elevasi 460,50 secara otomatis air semakin turun,” kata Siswanto.

Setelah harapan para petani dipenuhi, penurunan elevasi justru terus terjadi saat musim kemarau sehingga para petani merasa lebih bisa mengoptimalkan tanam-panen padi. Saat ini sejumlah desa di tepian Rawa Pening yang kini bisa ditanami padi yaitu Bejalen dan Tambakboyo (Ambarawa), Asinan (Bawen), Tuntang, Lopait dan Kesongo (Tuntang), Candirejo, Rowoboni dan Sraten (Banyubiru).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif