SOLOPOS.COM - Ilustrasi sampel urine saat pemeriksaan kandungan narkotika dan obat-obatan berbahaya lain (narkoba). (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Narkoba jenis morfin diduga dikonsumsi dua pilot Susi Air yang hendak terbang dari Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Jateng.

Semarangpos.com, CILACAP Pengelola Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) melarang dua pilot maskapai penerbangan Susi Air yang hendak menerbangkan pesawat dari bandara setempat menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pelarangan terbang dua pilot Susi Air itu didasarkan otoritas Bandara Tunggul Wulung pada hasil pemeriksaan urine oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Cilacap. Berdasarkan pemeriksaan itu, urine kedua pilot diketahui mengandung morfin. Morfin lazim digunakan untuk meredakan rasa sakit, namun kerap juga disalahgunakan oleh para pemadat.

Dalam pemeriksaan urine yang dipimpin langsung Kepala BNN Cilacap AKBP Edy Santosa di Bandara Tunggul Wulung di Cilacap, Rabu (11/1/2017) itu, petugas meminta kepada seluruh awak udara maskapai penerbangan yang baru mendarat, siswa sejumlah sekolah penerbangan, dan pekerja di bandara tersebut untuk terlibat. Namun, tak semua dari mereka menuruti permintaan BNN menampung urine.

Berdasarkan pantauan awak redaksi laman aneka berita Okezone, salah seorang pilot Susi Air berinisial BH yang baru mendarat dari Jakarta, sempat menolak ketika diminta menjalani pemeriksaan urine oleh Kepala BNN Cilacap. Ia bahkan mendekati salah seorang awak media dan membalikkan kamera telefon seluler yang mengarah kepadanya sambil berjalan meninggalkan ruang kedatangan.

Setelah dilakukan pendekatan oleh Kepala Bandara Tunggul Wulung Faizal M., awak lain maskapai penerbangan Susi Air, dan sejumlah petugas BNN, barulah BH bersedia menjalani pemeriksaan urine. Hasilnya, urine BH terinidikasi mengandung morfin.

Rekan BH, yakni DE yang lebih dulu menjalani pemeriksaan urine juga diketahui positif morfin. Informasi yang dihimpun Okezone menyebutkan BH dan DE yang merupakan warga negara asing itu secara bergantian menjadi pilot dan kopilot dalam penerbangan Halim Perdanakusuma-Cilacap.

Saat ditemui wartawan, Kepala Bandara Tunggul Wulung Faizal M. mengatakan pihaknya dibantu BNN melakukan pengawasan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di antara insan penerbangan yang bertugas di bandar udara yang ia pimpin. “Kami sangat mendukung kegiatan yang dilakukan BNN Kabupaten Cilacap,” tegasnya.

Terkait adanya urine dua pilot yang positif mengandung morfin, ia mengatakan temuan tersebut belum final karena berdasarkan informasi dari manajemen maskapai, mereka akan mendatangkan dokter untuk mengklarifikasi dengan BNN. Dengan adanya klarifikasi antara dokter dan BNN, pihaknya baru bisa mengetahui hasilnya secara pasti.

Kepala BNN Cilacap AKBP Edy Santosa mengatakan pemeriksaan urine tersebut digelar untuk menindaklanjuti kasus pilot Citilink yang diduga menggunakan obat-obatan terlarang. Oleh karena itu, pihaknya mengadakan kegiatan pemeriksaan urine di Bandara Tunggul Wulung.

“Kebetulan hari ini ada tiga penerbangan termasuk siswa beberapa sekolah penerbangan. Mereka dilakukan cek urine untuk mencegah penyalahgunaan narkoba oleh kru penerbangan,” kata Edy.

Dari 44 orang yang menjalani pemeriksaan urine oleh BNN Cilacap di Bandara Tunggul Wulung, pihaknya mengetahui adanya dua pilot yang positif morfin dan benzo. Setelah dimintakan konfirmasi kepada manajemen maskapai penerbangan bersangkutan, kata dia, kedua pilot tersebut tidak boleh menerbangkan pesawat. “Nanti akan didatangkan pilot lagi dari Pangandaran [kantor pusat Susi Air] ke sini,” tandasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya