SOLOPOS.COM - Ilustrasi angkot di Kota Semarang. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Bagi sopir dan pengusaha angkutan umum di Kota Semarang atau angkot masa libur Natal 2022 dan Tahun 2023 (Nataru) kali ini mungkin benar-benar berbeda. Musim liburan yang biasanya menghasilkan banyak cuan, kali ini tidak dialami para sopir maupun pengusaha angkot di Kota Semarang.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang, Bambang Pranoto Purwo, menyebut musim libur Nataru kali ini terbilang cukup sulit. Hal itu dikarenakan armada angkutan umum kalah bersaing dengan kendaraan pribadi pemudik maupun moda transportasi lain seperti kereta api dan pesawat.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Memang ada peningkatan karena liburan, tapi enggak sampai 10 persen. Jadi Nataru ini tidak seperti yang diharapkan teman-teman pengusaha angkot,” ujar Bambang kepada Solopos.com, Kamis (29/12/2022).

Bambang menjelaskan peningkatan kurang dari 10 persen itu berdasarkan okupansi bus antar kota dalam provinsi (AKDP) selama masa libur Natal. Padahal, bila berbicara mudik baik Idulfitri maupun Nataru, okupansi bus disebut selalu penuh dan banyak mendapat orderan atau carter.

“Jadi kalau biasanya AKDP, khusunya dari teman-teman Jakarta, seperti Haryanto bisa membawa penumpang full. Kali ini okupansinya hanya 80- 90 persen dari kapasitas tempat duduk,” jelasnya.

Lebih jauh, pemerintah yang menyiapkan penambahan gerbong pada PT KAI dan pemudahan tiket pesawat turut mempengaruhi animo masyarakat memilih angkutan bus. Hal itu pun membuat masyarakat lebih memilih menggunakan moda transportasi seperti kereta atau pesawat selama Nataru.

“Kenapa tidak full? Karena dari pemerintah sendiri menyiapkan PT KAI ada penambahan gerbong, ada pemudahan. Termasuk tiket pesawat, itu yang membuat stasiun dan bandaran panen [kebanjiran penumpang]. Sedangkan kami, meski meningkat tapi tidak sesuai harapan,” sambungnya.

Bambang pun merasa angkutan darat seperti di anak tirikan karena harus berjuang sendiri. Sedangkan di sisi lain, PT KAI sebagai penyedia layanan kereta maupun PT Angkasa Pura (AP) sebagai layanan penyedia pesawat terbang selalu diperhatikan dan mendapat dukungan dari pemerintah.

“Harapamya dari Organda, keran-keran pembiayaan ada semacam pesanan dari pemerintah, seperti perbankan untuk membiayai. Karena sementara ini kan, perbankan menutup diri untuk semua bisnis transportasi,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya