Jateng
Kamis, 15 Agustus 2019 - 14:50 WIB

Nasionalisme & Patriotisme Generasi Milenial Jadi Pembahasan Legislator Jateng

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG – Di tengah era globalisasi dan perkembangan teknologi seperti saat ini, semangat nasionalisme dan patriotisme tetap harus didengungkan kepada generasi milenial.

Tujuannya tak lain agar generasi milenial paham akan perjuangan para pendiri bangsa dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Advertisement

Hal itu disampaikan Anggota Komisi A DPRD Jateng, Dr. Bambang Joyo Supeno, dalam Diskusi Bersama Parlemen Jawa Tengah yang mengambil tema “Nasionalisme-Patriotisme Era Milenia” di Ruang Bahana Hotel Noormans, Kota Semarang, Rabu (14/8/2019).

Bambang mengatakan ada formula khusus yang perlu dilakukan untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme kepada generasi milenial.

Advertisement

Bambang mengatakan ada formula khusus yang perlu dilakukan untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme kepada generasi milenial.

“Ini menjadi tantangan kita semua, bagaiman kita membuat satu formula untuk menanamkan jiwa semangat juang kepada generasi muda agar terus menegakkan nasionalisme,” ujar Bambang.

Formula itu, lanjut Bambang harus mampu memberikan pemahaman untuk mengubah karakter, ide, perilaku, dan keputusan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai patriotisme.

Advertisement

Senada disampaikan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Sinoeng N. Rachmadi, yang menilai pentingnya menanamkan semangat nasionalisme kepada generasi milenial. Apalagi di Jateng saat ini ada sekitar 8,5 juta generasi milenial atau sekitar 24,8% dari total jumlah penduduknya.

“Untuk itu menjadi sangat penting adanya keteladan dari semua pihak kepada generasi milenial tentang nasionalisme. Salah satunya, mungkin dengan memberikan ruang dan dialog kepada mereka agar turut berperan aktif,” terang Sinoeng.

Advertisement

Sinoeng menambahkan sebagai upaya fasilitato, pihaknya pun membuka ruang dialog untuk menangkap ide-ide dari generasi milenial.

“Tak hanya ruang dialog. Tapi harus ada outcome dan impact. Artinya, setiap kali melakukan kegiatan tidak hanya SPJ [surat pertanggungjawaban] terus, tapi juga mengenai segmentasi. Target apa dan siapa yang disasar,” ujar mantan Kepala Satpol PP Jateng itu.

Sementara itu, akademisi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Prihatin Tyanto P. Hutomo, menilai perkembangan teknologi saat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku generasi milenial. Generasi milenial menginginkan sesuatu yang lebih cepat, tanpa memikirkan efek yang diperoleh.

Advertisement

“Nah di sini tugas kita, generasi X, memberikan contoh kongkret mengiplementasikan nilai-nilai sejarah. Buku sejarah yang bertemakan nasionalisme dan patriotisme kita masukkan ke dunia mereka,” jelasnya.

Di dalam kemudahan informasi saat ini, dia pun mengingatkan kepada generasi muda agar tidak mencerna informasi hanya sebatas permukaannya saja. Dia pun berharap generasi milenial berpikir kritis dan menangkap segala bentuk informasi dengan teliti agar tidak menjadi korban hoaks. (ADV)

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif