SOLOPOS.COM - Tradisi nyadran setiap menjelang Ramadan. (Dokumen Solopos)

Solopos.com, PURWOREJO —  Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah yang merupakan tradisi untuk membersihkan makam leluhur, tabur bunga dan puncaknya berupa kenduri atau selamatan di makam leluhur.

Dihimpun dari Wikipedia, Senin (21/2/2022), Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu sraddha yang artinya keyakinan. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat di daerah pedesaaan saat akan menjelang bulan Ramadhan. Salah satu desa di Jawa Tengah yang kuat dengan tradisi Nyadran adalah Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Dilansir dari berbagai sumber, masyarakat Desa Wadas biasanya melaksanakan tradisi Sadranan atau Nyadran dengan cara berziarah ke makam leluhur bersama-sama di tiga tempat pemakanan umum yang ada di Desa Wadas.

Baca juga: Ganjar: Desa Wadas Tetap Jadi Lahan Tambang Batu Andesit

Kyai Samsul Bahri, selaku tokoh masyarakat setempat mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan setiap bulan ruwah pada perhitungan tahun hijriyah dan diikuti oleh smeua warga Desa Wadas. Dalam acara itu biasanya dilakukan doa dan tahlil untuk para lelihur dan diakhiri dengan menyantap jamuan bersama berupa nasi pepesan atau nasi yang dibungkus memakai daun pisang.

Kyai Samsul juga mengatakan bahwa tradisi tersebut juga digunakan sebagai ajang persatuan warga Desa Wadas untuk tetap menjaga tradisi leluhur. Sementara itu, Sumarno selaku Ketua BPD Desa Wadas mengatakan bahwa tradisi ini sudah turun temurun dilakukan di Desa Wadas untuk menghormati para leluhur dengan cara membersihkan makam desa setempat.

Baca juga: Siapa yang Untung dari Tambang Andesit Wadas? Ini Jawaban Ganjar

Namun sayangnya, semenjak konflik Desa Wadas memanas terkiat rencana penambangan batu andesit di lahan setempat membuat tradisi Nyadran yang sudah turun-temurun dilakukan ini terancam keberadaannya.

Adanya kubu antara yang  mendukung dan menolak rencana penambangan membuat keharmonisan antar warga mulai hilang dan warga desa saat ini hanya bisa berharap bahwa keharmonisan masyarakat Desa Wadas yang sudah terbangun bisa kembali pulih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya