Jateng
Minggu, 1 Desember 2019 - 06:20 WIB

Ombang-Ambing Berlanjut, Begini Pernyataan Terbaru Unnes…

Newswire  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof. Fathur Rokhman. (Antara-Aditya Pradana Putra)

Solopos.com, SEMARANG — Mula-mula forum akademik yang digelar di kampus UGM untuk mengklarifikasi tuduhan plagiarisme Rektor Unnes Fathur Rokhman diklaim sebagai makan siang biasa. Di hari berikutnya, Senat Akademik Unnes mempertanyakan dasar hukum pemanggilan rektornya itu oleh Senat Akademik UGM.

Tentu saja makan siang bareng tidak membutuhkan dasar hukum yang terlalu rumit. Nyatanya demikianlah sikap tidak menentu yang dipertunjukkan Unnes ke hadapan publik.

Advertisement

Demikianlah gambaran ombang-ambing reaksi Universitas Negeri Semarang (Unnes) setelah rektornya, Fathur Rokhman, yang juga alumnus Program Doktoral Universitas Gadjah Mada (UGM) dipanggil untuk mempertanggungjawabkan disertasinya yang dianggap menjiplak karya mahasiswi bimibingannya.

Belum berakhir. Kini Unnes menyebut dugaan plagiarisme Fathur Rokhman itu muncul karena ada pihak yang tidak suka jika perguruan tinggi negeri kelas Perintis III di masa lalu itu maju. Adalah juru bicara Unnes Muhamad Burhanudin yang melontarkan tudingan itu.

Advertisement

Belum berakhir. Kini Unnes menyebut dugaan plagiarisme Fathur Rokhman itu muncul karena ada pihak yang tidak suka jika perguruan tinggi negeri kelas Perintis III di masa lalu itu maju. Adalah juru bicara Unnes Muhamad Burhanudin yang melontarkan tudingan itu.

Muhamad Burhanudin sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara, Sabtu (30/11/2019), menyebut ada pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang tidak suka dengan kemajuan perguruan tinggi yang diklaim melejit prestasinya di bawah kepemimpinan Fathur Rokhman sebagai rektor.

“Ada pihak tidak bertanggung jawab yang gemar mengangkat rumor yang tidak pernah terbukti kebenarannya,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Humas Unnes Muhamad Burhanudin dalam siaran persnya yang diterima Antara di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/11/2019).

Advertisement

Meski demikian, Burhanudin menyatakan tekad Unnes secara aktif mencari keadilan melalui jalur litigasi maupun nonlitigasi dalam upaya meluruskan rumor yang dianggap merugikan tersebut. Selain itu, imbuh dia, Unnes juga akan meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang diduga turut mencemarkan nama baik Fathur Rokhman jika terdapat bukti yang kuat.

Berkaitan dengan kehadiran rektor memenuhi panggilan Senat Akademik UGM Yogyakarta, lanjut dia, hal tersebut didasarkan atas iktikad baik Fathur Rokhman dalam memenuhi undangan tersebut. Pernyataan Burhanudin itu jelas berbeda dengan pernyataan Unnes sebelumnya yang mengklaim forum akademik di UGM tersebut hanyalah silaturahmi dalam rangka makan siang belaka.

“Usaha Senat Akademik UGM mengundang rektor Unnes adalah dalam rangka meluruskan kabar yang beredar tentang alumnusnya,” kata Muhamad Burhanudin menegaskan bahwa forum akademik di kampus UGM itu benar-benar upaya klarifikasi UGM terhadap alumnus program doktoralnya yang dituduh melalukan penjiplakan dan bukan silaturahmi sembari makan siang.

Advertisement

Seperti dikabarkan sebelumnya, Senat Akademik UGM memanggil Fathur Rokhman untuk mengklarifikasi dugaan plagiarisme penulisan disertasinya saat menempuh program doktoral di kampus bergengsi di Yogyakarta itu. Pemanggilan terhadap Fathur dilakukan setelah UGM menerima pengaduan terkait dugaan plagiarisme yang dilakukan rektor Unnes itu.

Dalam pengaduan itu, Fathur Rokhman diduga menjiplak skripsi mahasiswi bimbingannya di Unnes dalam menyusun disertasinya. Setelah melakukan pembandingan antara disertasi Fathur Rokhman berjudul Pemilihan Bahasa dalam Masyarakat Dwibahasa: Kajian Sosiolinguistik di Banyumas dan skripsi berjudul Kode dan Alih Kode Dalam Pranatacara Pernikahan di Banyumas karya Nefi Yustiani memang ditemukan kesamaan materi.

Karena itulah, Senat Akademik menganggap perlu memanggil Fathur Rokhman untuk menyampaikan klarifikasi sebelum diambil kesimpulan apakah kesamaan di antara kedua karya itu plagiarisme atau bukan. Pascaklarifikasi itulah pernyataan Unnes yang terkesan terombang-ambing itu dipertunjukkan di hadapan publik.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif