SOLOPOS.COM - Ilustrasi operasi lalu lintas. (Dok. Solopos)
Semarangpos.com, SEMARANG — Sekitar 14.700 pengemudi di Kota Semarang terjaring razia karena melakukan pelanggaran lalu lintas selama Operasi Patuh Candi 2019 digelar 29 Agustus-11 September.
Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi, mengatakan jumlah pelanggar yang terjaring razia Operasi Patuh Candi di Semarang tahun ini terbilang meningkat dibanding momen yang sama pada tahun lalu.
“Kalau dibanding Operasi Patuh Candi 2018 jumlah pelanggar yang terjaring razia tahun ini mengalami peningkatan sekitar 40%. Ini membuktikan masih banyak masyarakat kita yang belum tertib berlalu-lintas,” ujar Ardi kepada Semarangpos.com, Selasa (1/10/2019).
Ardhi memperkirakan jumlah pengemudi kendaraan di Kota Semarang yang belum tertib berlalu-lintas masih banyak. Hanya saja, mereka beruntung tidak terjaring razia selama pelaksanaan Operasi Patuh Candi 2019.
“Dari jumlah sebanyak itu, pelanggar yang terjaring razia, mayoritas merupakan pengemudi kendaraan roda dua,” imbuh Ardi.
Dalam kesempatan itu, Ardi juga menjelaskan tentang program Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri yang tengah gencar mengeluarkan Smart SIM.
Ia menyatakan jika Satlantas Polrestabes Semarang sudah bisa melayani permintaan Smart SIM. “Sudah, kita sudah melayani permintaan Smart SIM. Berapa pun banyaknya permintaan Smart SIM kita akan layani,” terang Ardi.
Ardi menyatakan Smart SIM yang baru diluncurkan Korlantas Polri, Minggu (22/9/2019) memiliki sejumlah fitur yang canggih. Smart SIM memiliki chip yang bisa merekam data maupun riwayat pengemudi, baik pelanggaran maupun sikap berkendara.
Sehingga, jika pengemudi melanggar aturan lalu lintas dalam razia di Semarang tidak akan memberikan surat tilang dan mendatanya di Smart SIM tersebut. Jika melakukan pelanggaran melebihi ketentuan, Smart SIM pengemudi akan langsung dicabut.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya