Jateng
Sabtu, 16 Januari 2016 - 20:35 WIB

ORANG HILANG : 37 Warga Kudus Diduga Gabung Gafatar

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Situs resmi Gafatar. (Istimewa)

Deretan orang hilang yang diduga bergabung dengan ormas terlarang, Gafatar, kembali bertambah.

Semarangpos.com, KUDUS — Sebanyak 37 warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tidak diketahui keberadaannya. Mereka hilang dan diduga bergabung dengan diduga bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar),
Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kudus, Djati Solechah, mengaku jumlah orang hilang itu merupakan laporan dari masing-masing kecamatan di wilayahnya. Ia menyebutkan ke-39 warga itu ada yang satu keluarga.

Advertisement

“Sebagian besar tidak diketahui keberadaannya. Sedangkan beberapa yang lainnya diketahui keberadaannya saat ini karena mengurus surat pindah terlebih dahulu,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa warga yang mengurus surat pindah tersebut merupakan pengurus Gafatar di Kudus. Kepindahan mereka diduga kuat terkait dengan keterlibatannya dalam organisasi tersebut.

Djati memperkirakan jumlah orang yang hilang dan diduga bergabung dengan Gafatar saat ini bisa bertambah. Meski demikian, ia belum bisa mengungkapkan secara pasti karena saat ini pihaknya masih melakukan pengecekan.

Advertisement

Dalam rangka mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada warga Kudus, sesuai dengan arahan bupati, masing-masing camat diminta rajin turun ke desa-desa.

Demikian halnya, kata dia, kepala desa juga harus rajin bersilaturahmi ke masyarakat sehingga bisa melakukan deteksi dini.

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan melibatkan tokoh masyarakat dan ulama dalam membentengi masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan organisasi yang tidak jelas ideologinya.

Advertisement

“Jika ada hal-hal yang mencurigakan, silakan lapor kepada perangkat desa atau ke Kesbangpol Kudus untuk diidentifikasi,” katanya.

Sementara itu, Camat Jati Harso Widodo mengakui ada warganya yang diduga kuat bergabung dengan Gafatar.

“Di Kecamatan Jati untuk sementara tercatat hanya satu keluarga,” ujarnya.

Ia menduga warganya itu merupakan pengurus organisasi tersebut karena lokasi kepindahannya ke Kalimantan Barat yang dianggap sebagai perkampungan ormas tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif