SOLOPOS.COM - Harsono (kanan) memperlihatkan foto putranya, Adib Nugroho, yang bergabung dengan Gafatar di acara diskusi yang digelar Forum Wartawan Provinsi Jawa Tengah (FWPJT) di Aula Lantai 1 Kantor Gubernur Jateng, Senin (26/1/2016). Ia hadir ke acara itu ditemani Partini (kiri) yang merupakan ibu dari menantunya, Inka Pratiwi. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Orang hilang diduga bergabung dengan Gafatar kian bertambah

Semarangpos.com, SEMARANG – Kasus orang hilang karena bergabung dengan organisasi masyarakat (Ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Jawa Tengah (Jateng) bertambah. Kondisi ini menyusul pengakuan Harsono, 60, warga Lamper Dalam, Cempedak Utara, Semarang, yang mengaku sudah empat tahun lebih tidak mendengar kabar dari anak dan menantunya karena bergabung dengan Gafatar.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Pengakuan Harsono ini diungkapkan saat acara diskusi yang digelar Forum Wartawan Provinsi Jawa Tengah (FWPJT) di Aula Lantai 1, Kantor Gubernur Jateng, Selasa (26/1/2016). Harsono yang sebenarnya hadir untuk dimintai testimoni terkait Gafatar justru mengadu.

Ia mengaku jika anaknya bernama Adib Nugroho dan menantunya, Inka Pratiwi, sudah tidak terdengar kabarnya sejak 2012 lalu. Saat kali
terakhir berjumpa, ia mengaku anak dan menantunya itu memang telah bergabung dengan Gafatar.

“Mereka berdua bergabung dengan Gafatar sejak kuliah di Undip [Universitas Diponegoro]. Saat itu mereka bergabung atas ajakan salah seorang dosennya yang bernama Pak Aswar,” ujar Harsono di depan tamu yang hadir pada diskusi yang mengambil tema “Gafatar, Agama Baru atau Politik,” itu.

Harsono mengaku saat kali terakhir bertemu dengan anak dan menantunya itu, mereka mengaku akan pergi ke Kalimantan Barat, tepatnya di wilayah Antasan Timur Dalam RT 1, RW II, Antasan Timur, Ketapang.

Selang beberapa hari meninggalkan rumah, Harsono sempat menghubungi anaknya itu melalui sambungan telepon. Namun, sambungan
teleponnya tidak pernah mendapat jawaban. Harsono menambahkan, semenjak bergabung dengan Gafatar peringai anaknya
memang banyak berubah. Anaknya yang semula lugu dan taat, berubah menjadi pembangkang.

“Pernah saya tanya, “kenapa kamu shalat kok tidak menghadap ke kiblat, tapi ke utara dan selatan?” Dia malah menjawab bahwa Tuhan itu ada di mana-mana, jadi enggak masalah mau shalat menghadap ke mana,” ujar Harsono.

Harsono hadir ke forum itu bersama dengan besannya, Partini, yang merupakan ibu dari Inka Pratiwi. Keduanya selama ini memang belum
melaporkan kasus hilangnya kedua anaknya itu kepada pihak kepolisian.

Mereka mengaku memilih menunggu kesadaran dari sang putra untuk memberi kabar. Ia baru melakukan pencarian setelah kabar terkait Gafatar kian mencuat ke publik. Terlebih lagi, setelah ia mendengar kabar dari media-media masa baik cetak maupun elektronik terkait kepulangan anggota Gafatar.

“Kemarin [Senin, 25 Januari] saya sempat nengok ke Pelabuhan Tanjung Emas, tapi enggak ada anaknya. Saudara yang saya suruh ke Asrama Haji Donohudan juga tidak melihat keberadaanya. Saya cek ke daftar orang-orang Gafatar yang dipulangkan yang ada pada petugas, nama keduanya juga tidak ada,” ungkap pria yang mengaku pensiunan masinis kereta api itu.

Hingga saat ini, data dari Kepolisian Jawa Tengah (Jateng), kasus orang hilang yang diduga bergabung dengan Gafatar berjumlah 57 orang.
Itu belum termasuk Adib dan Inka yang baru saja dilaporkan oleh Harsono.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya