SOLOPOS.COM - Harsono (kanan) memperlihatkan foto putranya, Adib Nugroho, yang bergabung dengan Gafatar di acara diskusi yang digelar Forum Wartawan Provinsi Jawa Tengah (FWPJT) di Aula Lantai 1 Kantor Gubernur Jateng, Senin (26/1/2016). Ia hadir ke acara itu ditemani Partini (kiri) yang merupakan ibu dari menantunya, Inka Pratiwi. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Orang hilang yang bergabung dengan Gafatar di Jateng semakin bertambah.

Semarangpos.com, SEMARANG – Alumnus Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, Inka Pratiwi, kabarnya telah bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sejak lama. Saat dibaiat organisasi yang dianggap sesat itu, Inka pun mengubah namanya menjadi Sofia Latufa.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Kabar bergabungnya Inka dengan Gafatar ini diungkapkan oleh sang ibu, Partini, 51 tahun, warga Lamper Dalam, Cempedak Utara, Kota Semarang. Partini mengungkapkan kabar itu di depan puluhan orang yang tengah mengikuti diskusi terkait Gafatar yang digelar Forum Wartawan Provinsi Jawa Tengah (FWPJT) di Aula Lantai 1 Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Selasa (26/1/2016).

“Kalau bergabung dengan Gafatar, Inka memang sudah lama. Bahkan saat kuliah dulu. Kali terakhir, setahu saya ia bahkan memangku jabatan sebagai Bendahara Gafatar dan mengganti namanya menjadi Sofia Latufa,” ujar Partini.

Partini mengaku Inka tergolong anak yang cerdas. Bahkan kuliah strata satu (S1) pun mampu diselesaikannya dalam kurun waktu tiga tahun.

Namun, ia justru bergabung Gafatar atas ajakan salah satu dosennya, Aswar, dan kini keberadaannya tidak diketahui setelah menikah dengan sesama anggota Gafatar asal Semarang, Adib Nugroho, pada 2012 lalu.

“Setelah menikah itu, Inka langsung ikut suaminya. Ia tidak pernah lagi pulang ke rumah. Kabar terakhir mengatakan kalau mereka [Inka dan Adib] pergi ke Kalimantan Barat [Kalbar],” imbuh Partini.

Partini mengaku pernikahan Inka dengan Adib pun diatur langsung oleh Gafatar. Bahkan, saat ia menyuruh kakak Inka, menjadi wali pernikahan, pun tidak diperbolehkan.

“Saat itu, ia bilangnya enggak perlu wali nikah dan juga tidak butuh KUA. Semuanya sudah diatur oleh Gafatar. Yang memilihkan suami pun
dari pihak Gafatar,” terang Partini. Partini mengaku selama ini tak mengetahui keberadaan Inka. Ia juga tak
pernah melaporkan hilangnya Inka ke pihak yang berwenang.

Namun, kali ini ia berusaha menggali informasi tentang keberadaan putrinya itu. Terlebih lagi setelah terdengar kabar para anggota
Gafatar yang dipulangkan dari Kalimantan Barat setelah permukimannya dibakar massa pada Selasa (19/1/2016) lalu.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya