SOLOPOS.COM - Anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) makan bersama setelah tiba di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Minggu (24/1/2016). Anggota Gafatar berjumlah 77 orang asal Jateng dan D.I. Yogyakarta yang dipulangkan dengan pesawat charter akan ditampung sementara di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, untuk didata dan mendapatkan pembekalan agama serta wawasan kebangsaan. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Ormas Gafatar menjadi sorotan publik akhir-akhir ini dan kini para anggotanya dalam proses pemulangan ke daerah masing-masing.

Semarangpos.com, PURBALINGGA-Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menjemput 16 orang mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang saat ini masih dikarantina di Asrama Haji Donohudan, Boyolali.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

“Kami telah kirim tim untuk melakukan penjemputan terhadap mantan anggota Gafatar yang telah menjalani normalisasi yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selama tiga hari di Asrama Haji Donohudan,” kata Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo di Purbalingga, Kamis (28/1/2016).

Menurut dia, penjemputan tersebut dilakukan berdasarkan instruksi Gubernur Jateng yang memerintahkan agar pemerintah kabupaten/kota sudah harus menjemput mantan anggota Gafatar pada tanggal 29 Januari 2016.

Lebih lanjut, Budi mengatakan tiga orang dari 16 mantan Gafatar yang sedang dijemput sebenarnya warga Depok, Jawa Barat.

Akan tetapi berdasarkan assessment yang dilakukan oleh tim pemulangan dari Pemprov Jateng, kata dia, tiga orang yang masih satu keluarga itu ingin kembali ke rumah orang tuanya di Bukateja, Purbalingga.

Menurut dia, tiga orang mantan anggota Gafatar itu terdiri atas Ali Murtopo beserta istri dan anaknya yang masih kecil.

Ia mengatakan seluruh mantan anggota Gafatar yang sedang dalam proses penjemputan itu nantinya akan ditampung di gedung Balai Benih Ikan (BBI) Purbalingga selama tiga hari untuk mengikuti pembinaan yang melibatkan sejumlah instansi dan lembaga.

“Selanjutnya, mereka akan dikembalikan ke kampung halamannya, orang tua dan warga bersedia menerima mereka. Pihak kecamatan dan desa juga telah diinstruksikan agar senantiasa memberikan pengawasan agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan terhadap mantan Gafatar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya