SOLOPOS.COM - Salah seorang pengunjung pameran buku bertajuk Festival Sejuta Buku di Gedung Wanita, Semarang, tengah menyaksikan tulisan berbentuk dukungan terhadap aksi para petani Kendeng yang memprotes keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rabu (5/4/2017) malam. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Pabrik semen di kawasan Pegunungan Kendeng mendapat penolakan dari sejumlah petani yang seruannya mewarnai Festival Sejuta Buku di Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Dukungan kepada sejumlah petani di Pegunungan Kendeng yang menolak keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di wilayah itu turut mewarnai perhelatan Festival Sejuta Buku yang berlangsung di Gedung Wanita, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Rabu-Selasa (5-11/4/2017).

Promosi BRI Hadiahkan Mobil dan Logam Mulia kepada Pemenang Super AgenBRILink

Hal ini terlihat dari coretan yang terpampang pada dinding kesan dan pesan yang disediakan panitia Festival Sejuta Buku yang terletak di sisi kanan pintu masuk pameran. Pantauan Semarangpos.com di lokasi pameran, Rabu malam, pada dinding itu terdapat kata-kata yang bertuliskan #AKUKENDENG, #SAVEKENDENG, dan #GANJAR LAMIS.

Entah siapa yang menuliskan ajakan untuk menolak keberadan pabrik semen yang dianggap bakal merusak lingkungan di Pegunungan Kendeng itu. Meski demikian, dinding dari kertas yang cukup lebar itu memang disediakan panitia sebagai tempat bagi para pengunjung menuliskan harapan, cita-cita, maupun unek-uneknya.

Salah seorang pengunjung pameran buku bertajuk Festival Sejuta Buku di Gedung Wanita, Semarang, tengah menyaksikan tulisan berbentuk dukungan terhadap aksi para petani Kendeng yang memprotes keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rabu (5/4/2017) malam. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Para pengunjung pameran buku bertajuk Festival Sejuta Buku di Gedung Wanita, Semarang, tengah menuliskan unek-unek di dinding yang disediakan panitia, Rabu (5/4/2017) malam. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Kata-kata seruan untuk menyelamatkan Pegunungan Kendeng dan cibiran kepad Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, itu pun sempat menyita perhatian beberapa pengunjung. Beberapa di antaranya bahkan rela meluangkan waktu guna mengabadikan tulisan itu melalui kamera telepon seluler.

Salah satu pengunjung, Efendi asal Bandungan, Kabupaten Semarang, mengaku tak mengetahui siapa yang menuliskan kata-kata #AKUKENDENG, #SAVEKENDENG, dan #GANJAR LAMIS itu.

Sepengetahuannya saat datang ke pameran itu pada sore hari, tulisan berwarna biru itu belum ada. “Baru malamnya saya ke sini lagi, tulisan itu sudah ada,” ujar mahasiswa Udinus Semarang itu kepada Semarangpos.com, Rabu malam.

Kata-kata #AKUKENDENG dan #SAVEKENDENG saat ini memang cukup populer di media sosial. Kata-kata itu disebarkan sekumpulan orang yang merasa simpati dengan perjuangan para petani yang menolak keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di kawasan Pegunungan Kendeng. Terlebih setelah salah satu petani peserta aksi semen kaki di depan Istana Merdeka, Jakarta, beberapa waktu lalu, Padmi, meninggal dunia, beberapa waktu lalu.

Sementara, kata-kata #GANJAR LAMIS kemungkinan dituliskan sebagai bentuk protes terhadap Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang mengeluarkan izin baru bagi pabrik PT Semen Indonesia untuk kembali beroperasi di kawasan Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya