SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Sedulur Sikep dari Blora yang menganut ajaran Samin saat menemui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan) di Semarang, Jateng. (JIBI/Solopos/Antara/Harviyan Perdana Putra)

Pabrik semen yang rencananya didirikan untuk melalap Pegunungan Kendeng di wilayah Keresidenan Pati tak didukung warga Sedulur Sikep yang menganut ajaran Samin.

Semarangpos.com, SEMARANG — Warga Sedulur Sikep yang menganut ajaran Samin menegaskan sikap netral atas rencana proyek pabrik semen di Pegunungan Kendeng, wilayah eks Keresidenan Pati, Jawa Tengah (Jateng).

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

Sikap netral itu disampaikan perwakilan warga Samin dari Kabupaten Blora, Pati, dan Kudus Provinsi Jateng, serta Bojonegoro Provinsi Jawa Timur saat beraudiensi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di kantor gubernur, Kota Semarang, Kamis (15/12/2016).

Salah seorang tokoh warga Samin, Lasio, dari Desa Kelopo Duwur, Kecamatan Karangpace, Kabupaten Blora mengaku tidak keberatan dengan dibangun serta beroperasinya pabrik semen di Pegunungan Kendeng. Ditegaskannya bahwa ajaran Sedulur Sikep yang dipegang warga Samin mengedepankan kebaikan, kerukunan, serta persatuan.

“Kami tidak menolak, wong itu juga dibangun untuk kepentingan orang banyak, dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan,” katanya dalam bahasa Jawa saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di kantor gubernur.

Senada, Budi Santoso, warga Samin dari Desa Larikrejo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus menegaskan bahwa ajaran Sedulur Sikep melarang pengikutnya bersikap bermusuhan dengan siapapun. Warga Samin, sambungnya, juga tidak mengenal unjuk rasa atau menyuarakan pendapat di hadapan orang banyak.

Meski demikian, Budi Santoso yang memublikasikan pernyataannya di hadapan pers di kantor gubernur Jateng itu juga mengungkapkan ada warganya Samin yang menolak pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati itu. Ia mengaku beberapa kali diajak berunjuk rasa menolak pabrik semen oleh warga Samin bernama Gunretno.

Budi mengaku menolak ajakan itu karena menyuarakan pendapat di hadapan publik sebagaimana dilakukan Gunretno menurutnya menyimpang dari ajaran Sedulur Sikep. “Saya ingatkan ajaran, jangan seperti itu, tapi [Gunretno] tetap berangkat dan mengajak beberapa warga Samin dengan memberikan uang,” tuding Budi Santoso sebagaimana disiarkan Kantor Berita Antara ke seluruh penjuru dunia.

Mengomentari keberadaan film Samin vs Semen, Budi justru menganggap film itu hanya memanfaatkan Sedulur Sikep untuk kepentingan pihak tertentu. “Samin cuma jadi kamuflase, bisa diteliti, yang mengaku-ngaku Samin itu siapa dan berapa?” tanyanya.

Poso, warga Samin asal Kabupaten Blora menambahkan ajaran Sedulur Sikep menganggap semua isi alam adalah bersaudara, baik manusia maupun alam semesta. “Kalau alam mau diberdayakan oleh pabrik semen, sikap kami cuma bisa mempersilakan dengan harapan memberi manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku terkesan dengan ajaran yang dianut warga Samin. “Mereka bersikap adil, jujur, tidak mau konfrontasi, dan tidak mengurusi semen, netral. Kalau ada [yang menolak] mungkin tetap ada, dan tetap dianggap saudara,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya