SOLOPOS.COM - Aktivis yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Jateng, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Selasa (2/8/2016). Mereka menuntut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mencabut izin amdal pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Pati. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Pabrik Semen Pati, pembangunannya terus mendapat penolakan dari masyarakat yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPKK)

Semarangpos.com, SEMARANG — Aksi penolakan terhadap pembangunan pabrik semen milik PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng) terus disuarakan masyarakat yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK). Aksi kali ini digelar JMPPK dengan mendirikan tenda di depan Kantor Gubernur Jateng, Jl Pahlawan, Kota Semarang, Selasa (2/8/2016) itu.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Selain mendirikan tenda, para pendemo yang terdiri atas mahasiswa dan aktivis peduli Pegunungan Kendeng itu juga membawa spanduk yang salah satunya bertuliskan, “Ganjar Firaun”. Koordinator aksi dari Legal Resource Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRCKJHAM), Umi Hanik, mengaku aksi itu salah satunya digelar untuk meminta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo segera mencabut izin analisis dampak lingkungan (Amdal) pembangunan pabrik semen di Pati itu.

“Kami menilai Amdal itu abal-abal [palsu]. Dalam Amdal itu tidak disebutkan sumber mata air di lokasi pembangunan itu. Tapi, nyatanya ada tiga sumber mata air di lokasi pembangunan,” ujar Umi Hanik saat dijumpai wartawan di sela-sela aksi.

Selain menyuarakan tuntukan kepada Ganjar, Umi mengaku aksi itu digelar juga sebagai bentuk solidaritas atas aksi serupa yang dilakukan sembilan perempuan Kendeng di Istana Negara. “Para ibu-ibu Kendeng itu sudah mendirikan tenda di depan Istana Negara sejak pekan lalu untuk bertemu Presiden Jokowi. Tapi, hingga kini belum ditemui,” imbuh Umi.

Umi mengaku rencana tenda perjuangan di depan kantor Gubernur Jateng itu didirikan hingga dua hari kedepan. Tenda itu akan ditempati para aktivis secara bergantian pada pagi hingga sore hari. “Sebenarnya kami berencana menempati tenda ini sepanjang hari. Tapi, izin dari pihak keamanan yang diberikan hanya dari pagi sampai sore hari. Malam enggak boleh,” beber Umi.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya