SOLOPOS.COM - Pengunjuk rasa dari Jaringan Masyarakat Peduli Pengunungan Kendeng (JMPPK) menggelar doa di depan Kantor DPRD Jawa Tengah (Jateng) di Jl. Pahlawan, Semarang, Kamis (16/6/2016). (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)
Pabrik semen di Pati terus mendapatkan penolakan dari warga yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pengunungan Kendeng (JMPPK).
Semarangpos.com, SEMARANG – Puluhan orang yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pengunungan Kendeng (JMPPK) menggelar demonstrasi di depan Kantor DPRD Jawa Tengah (Jateng), Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Kamis (16/6/2016).
Para pengunjuk rasa yang berasal dari Pati, Rembang, dan Grobogan itu datang dengan menumpang enam bus mini. Mereka kemudian duduk di aspal menggelar doa di depan pintu gerbang Kantor DPRD Jateng.
Selain berdoa, mereka juga melantunkan tembang jawa dan membacakan puisi yang berisi penolakan terhadap pembangunan pabrik semen di Rembang. ”Aksi ini dalam rangka memperingati dua tahun tenda perjuangan Rembang,” kata juru bicara JM-PPK Joko Prianto.
Tenda perjuangan Rembang menolak pembangunan pabrik semen didirikan sejak 16 Juni 2014, bertepatan dengan peletakan batu pertama pendirian pabrik PT Semen Indonesia di Rembang. Saat ini tenda perjuangan Rembang yang berlokasi di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Rembang masih dihuni warga setempat, terutama ibu-ibu.
Joko Prianto menambahkan pihaknya menuntut pemerintah untuk menghentikan pendirian pabrik semen di Rembang karena akan merusak lingkungan hidup sehingga merugikan warga. ”Kami akan terus menyuarakan penolakan pembangunan pabri semen di Rembang,” tandasnya.
Dia menambahkan tidak hanya warga di Rembang, tapi juga masyarakat yang berada di wilayah kawasan karst mulai dari Blora, Pati Grobogan, Demak, Kendal, dan Kebumen tetap satu suara melawan pembangunan pabrik semen. ”Ini untuk kelestarian kawasan karst sebagai kawasan lindung geologi,” ujarnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya